Meski demikian, Indonesia tetap berpegang pada metode kombinasi hisab dan rukyat dalam menentukan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.
"Hisab bersifat informatif, sedangkan rukyat berperan sebagai konfirmasi atas hasil perhitungan hisab," tambahnya.
Baca Juga:
Cholil Nafis: Awal Puasa Ramadan 2025 Bisa Berbeda, tapi Lebaran Kemungkinan Sama
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa sidang isbat diawali dengan seminar mengenai metode hisab dan rukyat untuk menentukan posisi bulan.
Setelah seminar, sidang isbat berlangsung secara tertutup, dan hasilnya diumumkan langsung oleh Menteri Agama pada pukul 19.00 WIB.
Sebagai informasi, metode hisab yang digunakan pemerintah Indonesia mengacu pada kriteria MABIMS, yaitu ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi minimal 6,4 derajat sebagai syarat awal bulan hijriah.
Baca Juga:
BBMKG Medan Amati Hilal di 2 Lokasi, Ada Potensi Lebaran Serentak
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.