WAHANANEWS.CO, Jakarta - Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia mengingatkan masyarakat agar lebih bijak dalam memilih tontonan, terutama yang dikonsumsi oleh anak-anak.
Ketua LSF, Naswardi, menyampaikan bahwa masih banyak film berbasis internet yang beredar tanpa melalui proses sensor resmi.
Baca Juga:
LSF Laporkan Sensor 41.491 Judul Film dan Iklan di Tahun 2023
“Lindungi anak dari konten kekerasan, pornografi, narkoba, serta isu sensitif lainnya. Kami terus mendorong masyarakat untuk menerapkan sensor mandiri,” ujar Naswardi dalam acara nonton bareng film nasional di Depok, Sabtu (28/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa kemajuan teknologi telah mengubah pola konsumsi film.
Masyarakat kini dengan mudah mengakses tontonan melalui berbagai platform digital, yang sayangnya tidak semuanya sesuai untuk anak.
Baca Juga:
Film Vina Dipolisikan Lantaran Bikin Gaduh, LSF: Aman-Aman Saja
Karena itu, Naswardi menegaskan pentingnya peran orang tua dalam melakukan pengawasan secara sadar terhadap konten yang ditonton anak-anak.
Dalam kesempatan yang sama, hadir juga Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan, Syaifullah Agam.
Ia menekankan pentingnya mengapresiasi film nasional sebagai bagian dari pelestarian budaya bangsa.
Menurutnya, film Indonesia kini telah mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Ia juga menyoroti pentingnya budaya menonton sebagai bentuk penghargaan terhadap karya kreatif sekaligus upaya menekan pembajakan.
“Melalui budaya menonton yang baik, kita bisa menghargai karya anak bangsa dan mengurangi praktik pembajakan,” ungkap Syaifullah.
Ia turut mengapresiasi penyelenggaraan acara nonton bareng yang melibatkan anak-anak yatim piatu.
Film yang diputar dalam acara tersebut adalah “Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia”, yang ditayangkan di Bioskop XXI The Park Sawangan.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]