WahanaNews.co | Menkopolhukam sekaligus Ketua Kompolnas Mahfud MD merasa bersyukur lantaran banyak pihak yang mendorong pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir Yosua di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Bila tidak, bisa saja skenario awal berjalan lancar dan kasus akan ditutup begitu saja.
Baca Juga:
Sebutan 'Yang Mulia' bagi Hakim, Mahfud MD: Sangat Berlebihan
Mahfud mengatakan, dalam kasus ini awalnya ada 2 kemungkinan. Pertama terjadi dark number. Artinya kasus ini tidak bisa dibuka dan terus ditutup.
"Tapi kemungkinan kedua perkara ini disetop. Karena ini soal pelecehan, dan yang melecehkan sudah mati, sedangkan Bharada E membela diri, tutup perkara," ungkap Mahfud saat RDP dengan Komisi III DPR, di Gedung Parlemen Jakarta, Senin (22/8).
Mahfud saat itu hanya bisa memantau dari jauh perjalanan kasus ini karena sedang ibadah Haji. Lalu, sejak tanggal 13 Juli, Mahfud menilai ada yang tidak beres dalam kasus ini.
Baca Juga:
Uang Rp 920 Miliar dan 51 Kg Emas di Rumah Eks Pejabat MA, Mahfud: Itu Bukan Milik Zarof!
"Saya pulang, Kompolnas [sempat] masuk skenario itu tapi tanggal 24 saya bilang balik, kelok, skenarionya jangan itu, salah itu basis skenarionya," tambah dia.
Dia juga berdiskusi dengan Polri terkait skenario itu. Akhirnya satu per satu tabir bisa dibuka setelah Bharada Richard Eliezer membuka semuanya, memberikan kesaksian yang sebenarnya. Sampai akhirnya, ada 5 orang yang jadi tersangka, termasuk Irjen Ferdy Sambo.
"Dan bahkan skenario pertama baru di-SP3 beberapa hari lalu sesudah Sambo mengaku, lebih dari seminggu baru cabut itu perkara. Harusnya Sambo ngaku, gugur, dicabut langsung. Karena skenario pertama itu masih ada juga yang ingin mengawal di tingkat tertentu itu," jelas dia.
Mahfud bersyukur dalam RDP dengan DPR, anggota Komisi III punya semangat yang sama untuk memperbaiki Polri ke depan.
"Oleh karena itu kita clear kita sama di DPR ini harus diperbaiki," ucap dia. [qnt]