Nanda Avalist dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melihat fenomena online scam, dengan target utama orang yang tidak paham dengan teknologi dan mereka menjadi sasaran.
"Kendala yang dihadapi saat ini adalah permasalahan tersebut dianggap sebagai sebuah proyek pemerintah setempat, yang setengah kebal hukum" kata Nanda.
Baca Juga:
Yan Christian Warinussy Berharap Kapolresta Manokwari Profesional dalam Penanganan Kasus Pencobaan Pembunuhan Terhadap Dirinya
Rahmat dari Serikat Buruh Perikanan Indonesia (SBPI) menceritakan bagaimana SBPI didirikan berdasarkan pengalaman 40 anak buah kapal yang berasal dari berbagai wilayah pesisir di Indonesia sebagai korban Human Trafficking.
"Pekerja ikan di rekrut banyak dari wilayah pesisir yang tidak pernah tahu bekerja diatas kapal ikan. Bahkan jika tidak mendapatkan hasil akan disiksa oleh kapten yang berasal dari Cina. Bonus yang didapatkan-pun sangat sedikit sebesar Rp. 1.000/Ton dari ikan yang ditangkap manual oleh para ABK. Disana terjadi persaingan ketat antar ABK untuk mendapatkan ikan, cumi, atau hasil laut lainnya." Jelasnya.
Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus sebegai Aktivis HAM Anti-Perdagangan Orang melihat Negara cenderung setengah hati dan tidak serius melihat permasalahan ini.
Baca Juga:
OTK Tembak Aktivis HAM Papua Yan Christian Warinussy di Manokwari
"Bukan sebuah keputusasaan tetapi sebuah fakta yang terjadi bagi perdagangan manusia, terlebih diperbatasan. Badan intelejen negara sudah seharusnya memberikan bantuan, bukan malah menjadi sindikat itu sendiri" ujar Romo Chrisanctus.
"Dalam memutus mata rantai dari skema perbudakan, yang tidak tahu dan dalam bahaya mengintai; kebisuan penguasa yang membungkam suara korban dan aktivis; interest atau keuntungan dibalik perbudakan khususnya para penguasa; ideologi yang melegitimasi bahwa penghambaan atau perbudakan layak dan dimungkinkan sebagai takdir; aksi tutup mata dari para pemegang kekuasaan, pemerintah, dan korporasi serta perbudakan itu sendiri" tegasnya.
Kampus memegang peran penting dalam memutus mata rantai tersebut. Krisis di berbagai tempat memicu orang untuk melakukan migrasi karena berbagai sebab, maka perlu mempersiapkan diri untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dengan tetap membawa kabar gembira bagi mereka yang kehilangan harapan dan tersesat ketika melakukan migrasi.