WahanaNews.co | Menteri
Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, sekarang ini tingkat
keterisian tempat tidur atau BOR (bed occupancy rate) bagi pasien Covid-19 yang
dirawat di rumah sakit memperlihatkan tren penurunan.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Dari total 430.000 kapasitas tempat tidur rumah sakit di
seluruh Indonesia, sebanyak 82.000 tempat tidur diisi oleh pasien Covid-19.
Angka ini menurun dari minggu lalu yaitu 92.000 tempat tidur.
"Alhamdulillah sekarang sudah turun ke 82.000. Jadi kita
masih ada turun, terutama turunnya di daerah Jakarta. Saya memahami bahwa ada
di beberapa daerah yang lagi naik. Jadi Jakarta saya lihat sudah turun, Jawa
Barat sudah turun, tapi beberapa daerah saya melihat Yogya masih naik, Bali
juga masih naik sedikit dan juga mulai di luar Jawa," kata Budi Gunadi Sadikin
dalam keterangan pers di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta,
Selasa (27/7/2021).
Terkait ketersediaan tempat tidur, Budi mengingatkan seluruh
rumah sakit untuk menyampaikan total keseluruhan kapasitas yang ada di rumah
sakit baik di kota maupun provinsi. Jadi tidak hanya menyampaikan ketersediaan
tempat tidur bagi pasien Covid saja.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Saya kasih contoh
salah satu provinsi BOR-nya sudah 90%, tempat tidur dipakai Covid 2.000. Jadi
90% kira-kira 1.800 sudah diisi, sudah panik. Sebenarnya tidak perlu karena
kalau kita lihat tempat tidurnya total ada 8.000, nah kan kita bisa tambah dari
2.000 jadi 4.000, langsung BOR-nya turun ke 50%," ujar Budi Gunadi Sadikin.
Di samping itu, Budi menilai, upaya pengecekan melalui tes
usap menjadi faktor yang sangat penting untuk mengidentifikasi secara dini
apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak. Pemerintah sendiri terus berupaya
untuk meningkatkan jumlah spesimen maupun orang yang dicek melalui tes usap.
"Kita alhamdulillah sudah naik. Pertama kali saya
masuk, testingnya sehari 30-40.000, sekarang spesimennya sudah hampir 300.000,
orangnya juga sudah 220-240.000. Kita perlu naikkan itu terus supaya kita tahu
ada saudara-saudara kita yang kena kemudian kita bisa ukur oximeter-nya apakah
perlu dirawat atau tidak lebih dini," jelas Budi Gunadi Sadikin.
Kemudian Budi mengimbau masyarakat untuk tidak takut dan
menghindari proses pengecekan. Ia meyakini pengecekan secara dini akan membantu
melindungi seluruh masyarakat di masa pandemi Covid-19.
"Jadi testing ini jangan ditakuti, jangan dicemasi, jangan
dihindari, tetapi cepat dilakukan. Kalau ada gejala apalagi. Supaya benar-benar
kita bisa melindungi rekan-rekan kita," ungkap Budi Gunadi Sadikin. [qnt]