Dalam paparannya, ia mengusulkan empat direktorat yang dapat menjadi kerangka kerja kelembagaan, yaitu:
a. Direktorat Sarana dan Prasarana Pesantren,
b. Direktorat Kurikulum dan Vokasi Pesantren,
c. Direktorat Kemandirian dan Kewirausahaan Pesantren, serta
d. Direktorat Sumber Daya Manusia dan Kemitraan Pesantren.
Baca Juga:
Kemenag dan PBNU Sepakat: Perilaku Tak Senonoh Gus Elham Tak Bisa Ditoleransi
Menko PMK juga menekankan pentingnya menempatkan sumber daya manusia yang tidak hanya memahami tradisi pesantren, tetapi juga memiliki kompetensi teknokratis.
SDM Ditjen Pesantren diharapkan mampu menjembatani nilai keilmuan klasik dengan perkembangan teknologi, ekonomi, dan kebutuhan dunia modern.
Ia menyebut bahwa lembaga ini memerlukan SDM “yang berjiwa santri sekaligus berotak teknokrat” agar bisa menjadi garda depan transformasi pesantren.
Baca Juga:
Yaqut Belum Juga Ditetapkan Tersangka, KPK Kini Digugat Praperadilan soal Kuota Haji
Sebagai tahap awal, Pratikno mengusulkan empat program strategis yang dapat dijalankan Ditjen Pesantren, yaitu:
- Program Pesantren Sehat dan Aman, dengan fokus pada audit dan revitalisasi bangunan, peningkatan fasilitas sanitasi, serta layanan kesehatan bagi santri.
- Program Santri Kompeten, yang menekankan penguatan kurikulum vokasi, pelatihan kewirausahaan, dan peningkatan kesiapan kerja.