WahanaNews.co|Pecutan serta lengkingan suara para joki cilik terdengar di sepanjang balap
kuda yang digelar di arena pacuan kuda Desa Panda, Palibelo, Bima, Nusa
Tenggara Barat (NTB), Minggu (13/6/2021).
Hanya bermodalkan helm
plastik, tanpa menggunakan pelana, para joki cilik yang berusia 6 hingga 9
tahun itu terlihat beradu cepat mencapai garis finish sesaat terompet tanda dimulainya pertandingan dibunyikan.
Baca Juga:
Kemenparekraf Hadirkan 'Wonderspace by Wonderful Indonedia' di Stasiun MRT Bundaran HI Kenalkan 5 DPSP
Pacuan kuda atau dalam bahasa
lokal Bima pacoa jara itu sudah
menjadi tradisi masyarakat Bima.
Event pacuan
kuda yang gelar di Arena Pacuan Kuda yang berjarak sekira enam kilometer dari
Ibu Kota Kabupaten Bima itu disaksikan ratusan, bahkan ribuan masyarakat yang
datang dari berbagai pelosok desa.
Keseruan itu pun turut
dirasakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik
Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, serta
seorang YouTuber asal Bima, Rigen
Rakelna.
Baca Juga:
Sandiaga Dorong Pelaku Ekraf Bekasi Maksimalkan Digitalisasi dalam Pemasaran
Mereka menyaksikan kelincahan
para juki atau joki cilik yang beradu
cepat dengan kuda-kuda asal Sumbawa, Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT),
tunggangannya.
Dalam kesempatan tersebut,
Sandiaga Uno mengungkapkan ajang pacuan kuda yang semula hanya digelar sebanyak
empat kali dalam setahun, yaitu Bupati Bima Cup (April), Hari Jadi Bima (Juli),
Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (Oktober), dan hari ulang tahun
NTB (Desember) itu dapat dijadikan event
nasional.
"Hari ini kita melihat
satu event daerah yang bisa
dikembangkan menjadi satu kegiatan pariwisata dan mungkin sifatnya kita akan
melihat dari segi revitalisasi fasilitasnya. Event daerah ini bisa diangkat menjadi event nasional," ungkap Sandiaga Uno.