WahanaNews.co | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan jajarannya untuk menerapkan budaya baru dalam sistem pemupukan pada pertanian Indonesia.
Ini karena krisis energi dan pangan dunia berimbas pada peningkatan harga pupuk dunia.
Baca Juga:
Mendagri Apresiasi Perjuangan Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk
Mentan ingin petani jangan selalu bergantung pada pupuk kimia. Namun, gunakan pupuk organik yang berasal dari kearifan lokal di tiap daerah.
"Modern tidak harus dengan bahan kimia kan," kata Menteri Syahrul saat sosialisasi penerapan good agricultural practices (GAP) tanaman pangan Memacu Produksi Guna Antisipasi Krisis Pangan Global pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di daerah di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (8/8/2022).
Syahrul mengatakan sudah berpuluh-puluh tahun pertanian Indonesia menggunakan pupuk kimia yang membuat tanah menjadi rusak. Maka, saat inilah kata dia waktu yang tepat untuk memperbaiki tata sistem pemupukan ini.
Baca Juga:
Masuk Daftar 500 Perusahaan Terbaik, Pupuk Indonesia Berjaya di Kancah ASEAN
Meski demikian, Mentan mengungkapkan hal itu tidaklah mudah. Menurutnya perlu konsep yang matang, sehingga perubahan penggunaan pupuk tidak menganggu produktivitas sektor pertanian Indonesia.
Ia pun meminta jajarannya untuk secara bertahap memberikan pemahaman kepada petani.
"Pertama tentu bicarakan dengan pendekatan-pendekatan diskusi dan dialog yang ada oleh semua pihak yang ada. Memberikan pemahaman terhadap masih ada alternatif yang pasti tuhan simpankan pada kita. Kalau ada turbulance terhadap sesuatu masalah yang penting dengan niat ikhlas," tandasnya.
Sebelumnya, pemerintah mengelokasikan Rp 25 triliun untuk subsidi pupuk 16 juta petani. Akan tetapi pupuk yang disalurkan hanya ada 2 jenis, Urea dan NPK.
Subisidi pupuk ini juga terbatas hanya menyasar 9 komoditas utama, padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao, dan tebu rakyat.
Penyesuaian subsidi pupuk ini tak lepas dari kondisi geo politik yang dialami dunia, mulai dari perang Ukraina dan Rusia, krisis pangan hingga krisis energi. [rin]