WahanaNews.co | Dalam dialog virtual dengan para epidemiolog, pakar kesehatan, dokter, dan pakar sosial dari berbagai lembaga pendidikan dan penelitian di Indonesia, Jumat (14/1/2022). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mempersiapkan skenario menghadapi lonjakan kasus omicron dengan meminta masukan dari para pakar lintas disiplin.
Bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, dan Koordinator Tim Pakar Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.
Baca Juga:
Asik! Masyarakat Bisa Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung Secara Gratis Mulai Agustus 2023 Nanti
"Dari berbagai penelitian yang diberikan kepada saya oleh para teman-teman epidemiolog dan dokter, kita tahu bahwa varian Omicron ini menular sangat cepat, tetapi less severe atau tidak parah. Walaupun terdapat angka kematian di beberapa negara namun jumlahnya cukup rendah dari varian ini. Walau begitu, kita mau agar lonjakan kasus konfirmasi ini bisa kita turunkan dan bagaimana upaya kita pasca-lonjakan Omicron ini," kata Menko Luhut, Sabtu (15/1/2022).
Hingga saat ini, varian Omicron sudah terdeteksi lebih dari 500 kasus konfirmasi di Indonesia. Transmisi lokal pun telah terjadi di wilayah DKI Jakarta.
Dalam diskusi itu, salah satu pakar dari Eijkman Institute Amin Soebandrio mengatakan, Indonesia sedang memasuki masa transisi penanganan Covid-19 dari varian Delta menuju Omicron. Oleh karena itu, pengawasan pada tingkat molekular perlu dipertajam, mengingat banyak hal yang belum diketahui mengenai varian ini.
Baca Juga:
Menakjubkan! Indonesia Gelar 2 Event Internasional pada Februari-Maret 2023
"Sampai sekarang Omicron ini masih terus diteliti, kecepatan penularannya cepat. Walaupun ini merupakan varian yang berbeda dari Delta dengan tingkat kematian yang masih belum ada, tetapi kita perlu terus mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi," ujarnya.
Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Hari Kusnanto dan Epidemiolog dari FK Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo juga menyampaikan, seharusnya pemerintah dapat menjaga kenaikan kasus tidak terlalu cepat dan juga tinggi (flattening the curve) sehingga puncak kasus akan terjadi di bulan Maret namun dengan jumlah kasus yang lebih rendah.
Hanya saja, menurut Hari, pengendalian penularan varian Omicron dapat dilakukan jika protokol kesehatan, pembatasan mobilitas, pelaksanaan vaksinasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah terakomodir dengan baik. [bay]