WAHANANEWS.CO, PAPUA - Hilangnya Kasatreskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, terus dipertanyakan oleh pihak keluarga. Bahkan, sampai masuk ke ruangan sidang Komisi III DPR RI pada Senin (17/3/2025) kemarin.
Hasil rapat dengar pendapat, Komisi III DPR RI meminta Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar segera membentuk tim pencari fakta dalam kasus ini.
Baca Juga:
Sertifikat Hak Milik Jahrul Situmeang Hilang, Bagi yang Menemukan Diberikan Hadiah
Berikut kesimpulan lengkap rapat tersebut:
1. Komisi III DPR RI meminta Kapolri untuk segera membentuk tim pencari fakta terkait hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun;
2. Komisi III DPR RI meminta Polda Papua Barat untuk melakukan operasi pencarian dan pertolongan kembali terhadap hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun dengan upaya terbaik termasuk bekerja sama dengan seluruh pihak terkait lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
Baca Juga:
Tolong Bantu Cari! Efriani Halawa Bocah 9 Tahun di Gunungsitoli Dilaporkan Hilang
3. Komisi III DPR RI meminta Polda Papua Barat untuk melakukan pengawasan dan evaluasi secara tuntas dan menyeluruh atas permasalahan terkait dengan hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun dan melaporkannya kepada pihak keluarga Iptu Tomi Samuel Marbun secara lengkap dan transparan.
Dilansir dari kumparan, misteri hilangnya Kasatreskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, hingga kini belum terungkap. Kejanggalan dalam kasus itu sempat disampaikan oleh istri Iptu Tomi Samuel Marbun, Ria Tarigan.
Tomi hilang saat operasi menumpas KKB pada 18 Desember 2024. Ria menyebut cerita hilangnya sang suami terus berubah-ubah versi polisi. Selain itu, ia menemukan banyak kejanggalan selama proses pencarian.
Terkait hasil rapat tersebut, Polda Papua Barat memastikan siap membuka kembali pencarian Iptu Tomi.
"Ya, iya insyaallah (kembali dibuka operasi pencarian), kita kan hargai apa keputusannya, simpulan dari pada RDP kemarin," kata Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Ongky Isgunawan, saat dikonfirmasi pada Selasa (18/3/2025).
Ongky juga mempersilakan dibentuk tim pencari fakta terkait kasus itu. Pihaknya bahkan akan mendukung penuh tim tersebut.
"Jadi, saya tegaskan sekali lagi, tidak ada sabotase apa pun. Kalau Tim Pencari Fakta mau turun, ya monggo silakan," ujar Ongky.
"Nanti kalau Tim Pencari Fakta turun, kita juga yang nutupin biayanya itu kok, biaya penyewaannya (helikopter) itu. Ada bukti transfer dan lain sebagainya. Jadi ya enggak apa-apa, monggo silakan," lanjut dia.
Ongky menegaskan, Polda Papua Barat tidak pernah lepas tangan dan membiarkan kasus ini berlalu begitu saja. Dia mengeklaim keluarga juga selalu mendapat pendampingan.
"Keluarga korban pun terus kita lakukan pendampingan, tiap hari dikasih support," ucap dia.
Polisi menyebut Iptu Tomi hilang setelah hanyut di sungai saat operasi menumpas KKB. Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Ongky Isgunawan, menyebut sungai yang menjadi lokasi hanyutnya Tomi begitu deras. Sungai itu disebut masih 'perawan' atau bukan sungai yang kerap dilintasi warga.
"Ini sungainya itu yang memang sungai masih perawan, tidak pernah dilewati oleh orang, hanya orang segelintir aja yang pernah melewati, jadi arusnya sangat deras," kata dia ketika dikonfirmasi pada Selasa (18/3).
Ketika itu, menurut Ongky, ada dua tim yang melakukan operasi memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Tim pertama berhasil melewati derasnya arus sungai. Sementara, tim kedua yang diisi Tomi sempat dicegah untuk menyeberang. Namun, Tomi tetap bersikeras menerjang arus sungai dan terseret arus.
"Pak Tomi ini memutuskan untuk tetap menyeberang. Nah, di situ lah terseret arus. Memang pada saat itu, bulan November dan Desember itu sudah hujan di sini tinggi," ujar dia.
Setelah berhasil menyeberang sungai, tim yang pertama melanjutkan perburuan terhadap KKB. Sementara itu, tim kedua yang belum melintasi sungai melakukan proses pencarian terhadap Tomi. Namun, sampai sekarang, Tomi belum berhasil ditemukan.
"Orang-orang yang ada di lapangan di TKP juga kan melakukan pencarian. Orang yang ada di darat juga melakukan pencarian, baik dengan jalan kaki maupun dengan longboat yang pakai mesin," ucap dia.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]