"Jadi, konsepnya adalah menyimpan dan menampung air hujan yang diperlukan saat nanti kita kekurangan air," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menyarankan, sebaiknya selama musim kemarau kelak masyarakat ataupun pemangku kepentingan lainnya bisa mengoptimalkan air permukaan, bukan air tanah. Cara itu, menurutnya, bisa dilakukan oleh komunitas masyarakat terutama di desa-desa.
Baca Juga:
BMKG: Kemarau 2025 Tidak Seekstrem 2023, Tapi Kesiapsiagaan Tetap Diperlukan
"Saya lihat sendiri di desa-desa mereka melakukan pemanenan air hujan. Ada yang membuat bendungan, sehingga airnya bisa dikumpulkan di situ, ada pintu airnya, kalau berlebih dilepas untuk irigasi. Nanti kalau kemarau sudah nggak ada hujan kita sudah punya tabungan (air)," pungkas Dwikorita.[mga]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.