WahanaNews.co | Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit), Hadar Nafis Gumay, menyebutkan, proses uji kelayakan dan kepatutan calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sangat bernuansa politik.
Menurut Hadar, hal ini tampak dari anggota terpilih KPU dan Bawaslu yang ternyata sama dengan daftar nama yang sudah beredar sejak beberapa hari sebelumnya.
Baca Juga:
Mahkamah Agung Kabulkan Gugatan Abdul Faris Umlati, ARUS Terus Melaju
"Nuansa politik yang kuat itu saya kira juga ditunjukkan dengan adanya kesamaan daftar yang pernah keluar sebelum proses berlangsung dengan hasilnya. Kita semua tahu ada daftar nama hasil kesepakatan partai-partai dan ternyata itu cocok semua," ujar Hadar saat dihubungi, Jumat (18/2/2022).
Eks komisioner KPU itu ragu kesamaan hasil seleksi dengan daftar nama yang beredar hanya sebuah kebetulan.
Hadar menilai, anggota KPU dan Bawaslu periode 2022-2027 sudah ditentukan sejak awal.
Baca Juga:
Debat Terakhir Pilgub Sultra 2024 Fokus pada Isu Lingkungan
"Apakah ini sesuatu kebetulan saja dari orang yang mengarang-ngarang? Saya ragu. Memang betul ini sudah di-set, sudah ada kesepakatan sementara sebelum proses uji kelayakan dan kepatutan ini dijalankan," katanya.
Karena itu, Hadar menduga pemilihan para komisioner KPU dan Bawaslu ini tidak terlepas dari kesepakatan politik.
Ia pun khawatir kesepakatan ini berpotensi menganggu kerja para komisioner terpilih.
"Karena mereka sudah dipilih melalui proses yang sangat bernuansa politik yang bisa jadi membuat mereka akan terikat," ucapnya.
Hadar berharap para komisioner bisa melepaskan ikatan politik yang terjadi dalam proses pemilihan tersebut.
Dia menyebutkan, para komisioner harus dapat bekerja dengan berprinsip pada kemandirian penyelenggara pemilu dan integritas. Selain itu, lanjut dia, para komisioner mesti bekerja secara profesional dan imparsial.
"Ini penting, bukan hanya sekadar melaksanakan tugas seperti apa yang diatur. Saya khawatir bayang-bayang kesepakatan politik yang terjadi kemarin akan bisa menyetir kerja-kerja mereka," tegasnya.
Komisi II DPR memilih 7 anggota KPU dan 5 anggota Bawaslu periode 2022-2027 lewat uji kelayakan dan kepatutan yang digelar sejak Senin (14/2/2022) hingga Rabu (16/2/2022).
Tujuh anggota KPU terpilih yaitu Betty Epsilon Idroos, Hasyim Asy'ari, Muhammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Yulianto Sudrajat, Idham Holik, dan August Mellaz.
Sementara itu, lima anggota Bawaslu terpilih adalah Lolly Suhenty, Puadi, Rahmat Bagja, Totok Hariyono, dan Herwyn Jefler Malonga.
Nama-nama tersebut pun telah disahkan dalam rapat paripurna DPR yang digelar pada Jumat (18/2/2022) ini. [qnt]