WahanaNews.co | Jangan pernah coba-coba mencari masalah dengan para anggota
pasukan elite, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI
Angkatan Darat.
Usai jadi sasaran penembakan
gerombolan pemberontak, puluhan prajurit TNI dari satuan Kopassus berhasil
melakukan misi pembalasan.
Baca Juga:
Viral Seorang Pria Klaim Anggota Kopassus di Sidang PN Tangerang, TNI Buka Suara
Dirangkum dari berbagai sumber,
peristiwa ini dialami oleh sejumlah anggota Kopassus TNI Angkatan Darat yang
tengah bertugas di Kongo pada 1962.
Anggota Kopassus itu tergabung dalam
kontingen Pasukan Garuda III.
Saat tengah berada di markas, di wilayah Albertville, anggota Kopassus yang menjadi bagian
Pasukan Perdamaian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tiba-tiba menjadi sasaran serangan
kelompok Pemberontak Simba, di bawah pimpinan Christophe Gbenye.
Baca Juga:
Pengusaha Cilacap Motivasi 26 Siswa Seko Pusdiklatpassus Angkatan 108 Saat Pembaretan
Meskipun menjadi sasaran penembakan,
anggota Kopassus Pasukan Garuda III sama sekali tidak mundur.
Usai baku tembak, personel Kopassus
Pasukan Garuda III berhasil memukul mundur sejumlah Pemberontak Simba.
Tak berhenti sampai di situ, anggota
Kopassus Pasukan Garuda III pun menyusun rencana untuk melakukan pengejaran
hingga ke markas pemberontak di Lembah Kematian, atau yang dikenal juga dengan No Man"s Land, atau daerah tak bertuan.
Sebanyak 30 anggota Kopassus, yang saat itu masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat
(RPKAD), melakukan perjalanan jarak jauh dengan melakukan penyamaran.
Para anggota Kopassus ini menggosokkan
arang ke seluruh tubuh, agar kulitnya tampak terlihat hitam, seperti warna kulit orang Afrika.
Sementara itu, ada pula prajurit
Kopassus yang menyamar sebagai seorang wanita yang memikul bakul sayuran, dan
membawa hewan ternak.
Di tengah perjalanan, para anggota
Kopassus ini mengetahui bahwa kelompok pemberontak
sangat takut dengan mitos "Hantu Putih" (Les Spiritesses).
Maka, para anggota Kopassus ini pun segera mengubah penyamaran dengan menggunakan kain putih yang bisa
mengembang bila tertiup angin.
Benar saja, taktik penyamaran ini
membuat para Pemberontak Simba di markasnya ketakutan.
Hanya dalam waktu setengah jam atau 30
menit, para anggota Kopassus berhasil membuat 3 ribu anggota pemberontak
menyerah dan menguasai markas mereka.
Di sisi lain, satu anggota Kopassus
hanya menderita luka ringan akibat pecahan proyektil granat.
Panglima Pasukan Perdamaian PBB di
Kongo, Letnan Jenderal (Letjen) Kagebe Ngeso, dibuat takjub dengan aksi pasukan
Kopassus.
Kagebe menganggap anggota Kopassus
sinting, tapi penuh dengan perhitungan. [dhn]