WahanaNews.co | Pakar hukum tata negara Universitas Andalas, Feri Amsari menantang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk bertarung secara adil dalam sistem proporsional terbuka yang berlaku saat ini di Pemilu 2024.
Feri menantang PDIP untuk mengampanyekan para calon legislatif mereka pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga:
Pakar Gizi Sarankan Tak Konsumsi Ubi Untuk Berbuka Puasa, Berikut Alasannya
Menurutnya, hasil survei telah mengungkap masyarakat lebih suka memilih caleg ketimbang partai dalam pemilu.
Tantangan itu disampaikan Feri merespons dugaan kekhawatiran pendukung perubahan sistem proporsional terbuka menjadi tertutup pada Pemilu 2024.
"Silakan kampanyekan kalau memang berani. Rakyat dalam berbagai survei, lebih suka memilih siapa yang mereka anggap....," kata Feri yang dipotong politikus PDIP, Andreas Hugo Pareira dalam program The Political Show CNNIndonesia TV, Senin (2/1).
Baca Juga:
RDPU dengan Pakar, Anggota DPR RI Maruli Siahaan Soroti Sejumlah Hal Soal Perlindungan Saksi dan Korban
"Apa yang dikhawatirkan partai andai rakyat memilih caleg?" Ucap Feri.
"Nggak ada," jawab Andreas.
"Kalau kayak gitu, bertarung saja," tantang Feri.
"PDIP siap dengan semua sistem. Tapi kita lihat UUD," dalih Pereira
"Tidak ada di UUD," tegas Feri.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Willy Aditya pada kesempatan yang sama menyebut mayoritas pemilih di Indonesia lebih memilih individu ketimbang partai. Angkanya mencapai 80 persen, dibanding pemilih partai yang hanya 20 persen.
Dari jumlah 20 persen, itu pun hanya terkanalisasi kepada tiga partai, yakni PDIP, PKS, dan PPP.
Oleh karena itu, menurut Willy, wacana sistem proporsional tertutup hanya coblos caleg dalam pemilu tidak relevan.
"Kalau itu orang milih partai, langsung tutup toko. Hari ini aja megap-megap. Walaupun orang milih partai, walaupun listnya depan TPS, ini apa-apaan?" Kata Willy.
"Rakyat itu lebih suka memilih orang, karena mekanisme punishment-nya terjadi secara langsung untuk kemudian proses kita berdemokrasi itu bergairah," tambahnya. [rgo]