WahanaNews.co, Jakarta - Dalam satu dekade terakhir, ekonomi Indonesia terus berkinerja baik, ditunjukkan dengan keberhasilan menjaga pertumbuhan ekonomi di level yang bagus pula, terutama setelah pandemi berakhir.
Bahkan berdasarkan proyeksi World Bank, Indonesia diperkirakan akan tumbuh di kisaran 5%-5,2% pada periode 2024-2025 atau kembali ke laju pertumbuhan yang sama atau lebih tinggi seperti sebelum pandemi.
Baca Juga:
Pelindungan Konsumen Sistem Pembayaran
Perkembangan inflasi juga terkendali di rentang sasaran, di mana sampai September 2024 berada di level 1,84% (yoy) yang bisa dibilang terjaga di kisaran 2,5%±1%. Tingkat inflasi yang rendah dan stabil sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan volume belanja. Hal ini menunjukkan daya beli masyarakat yang tetap kuat sehingga mendukung momentum pertumbuhan ekonomi. Fenomena deflasi yang terjadi selama lima bulan beruntun juga lebih dipengaruhi oleh penurunan harga sejumlah komoditas pangan.
“Core inflation sesuai tren, tapi volatile food diturunkan ke level rendah. Pemerintah rapat setiap minggu, karena kita punya cara berbeda daripada negara lain, untuk mengatur level inflasi di seluruh Indonesia. Kita juga kasih insentif fiskal untuk mereka untuk menjaga harga pangan,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memberikan keynote speech pada acara Perayaan 140 Tahun HSBC di Indonesia, di Jakarta, Selasa (15/10).
Kondisi pasar keuangan Indonesia relatif terjaga stabil. Kinerja nilai tukar Rupiah relatif lebih baik dibanding sejumlah negara di Asia lainnya yakni -1,05% (ytd). Indeks harga saham Indonesia juga tumbuh positif yaitu 3,94% (ytd) dan sempat mencapai posisi tertinggi atau all-time high pada level 7.905,39 di 19 September 2024 lalu.
Baca Juga:
Menuju Satu Dekade Memberi Manfaat, Pemerintah Terus Dorong KUR untuk Usaha Produktif
“Tidak ada seorang pun yang menyangka Indonesia bisa menjaga nilai Rupiah di bawah Rp16 ribu per 1 USD dibandingkan (persepsi) tiga bulan lalu, dan ini adalah pencapaian bagi tim ekonomi Indonesia,” terang Menko Airlangga.
Dengan berbagai capaian baik tersebut, investor masih melihat Indonesia sebagai negara yang atraktif. Terbaru, Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mengafirmasi Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat BBB+, dua tingkat di atas investment grade dengan outlook positif. Peringkat daya saing Indonesia pun terus mengalami peningkatan ke posisi tertinggi sejak 10 tahun (peringkat ke-27 tahun 2024 berdasarkan IMD World Competitiveness Ranking).
Indonesia berfokus dalam memberikan kemudahan investasi dalam 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, potensi menjanjikan pun dimiliki untuk investasi pada sektor Carbon Capture Storage (CCS), semikonduktor, green hydrogen, dan Small-Modular Reactors (SMRs) di Indonesia.