Adapun rincian kapasitas 12,5 GW EBT yang terpasang hingga November 2022 di antaranya berasal dari PLTS 250 Mwp, PLTA 6.678 MW, dan PLTP 2.343 MW.
Selain itu, input setrum bersih juga berasal dari pembangkit listrik tenaga bayu (PLTP) 154 MW, PLT Bioenergi 3.087 MW, PLT hibrid 2,6 MW, serta PJUTS sejumlah 39 MW.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
"Bertambah sebanyak 995 MW pada periode Januari hingga November 2022," ungkap Dadan.
Untuk mengerek capaian produksi listrik bersih, pemerintah mulai konsisten untuk mendorong input listrik bersih sebesar 500 megawatt (MW) per tahun.
Angka input ini relatif kecil jika mengacu pada bauran listrik EBT, yang masih di kisaran 12,6% dari total bauran energi nasional pada 2022.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
"Dari sisi persentase memang angkanya tidak terlalu baik, tapi dari sisi pembangkit kami tambah terus, tiap tahun rata-rata 500 MW masuk dari pembangkit EBT," kata Dadan Kamis (22/12) lalu.
Untuk mengejar target bauran energi bersih 23%, pemerintah akan melakukan percepatan dengan mendaftarkan 2.000 MW setrum EBT per tahunnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan proses rampung dalam waktu tiga tahun. "Kalau untuk mengejar 23% di tahun 2025 angkanya ini harus 2.000 MW, harus 4 kali lipat dari sekarang," ujar Dadan. [ast]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.