WahanaNews.co | Penyelenggaraan main dan side event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 menyerap 33 ribu pekerja terutama di sektor transportasi, akomodasi, Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan capaian itu 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan Annual Meeting pada 2018 lalu.
Baca Juga:
Prabowo Ungkap Dampak Iklim di KTT G20, Pindah Ibu Kota RI Hingga Energi Terbarukan
"Kalau dibandingkan dengan annual meeting pada 2018, manfaat nyata bisa 1,5 hingga 2 kali lipat bahkan lebih," kata Susiwijono Moegiarso dalam jumpa pers #G20Updates secara daring lewat keterangan resmi di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (4/11).
Ia mengatakan sepanjang periode Agustus-September, di Bali telah diadakan 15 kali ministerial meeting, dan ada peningkatan lebih dari 70 persen trafik di bidang transportasi.
"Di Bali kita belum melihat betul PDRB-nya (produk domestik regional bruto), tapi dari transportasi, traffic di Bali sudah confirm, tingkat hunian juga melebihi prapandemi. Demikian juga sektor pendukung side event," ungkapnya.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Amran Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan
Menurutnya, KTT G20 diprediksi berkontribusi sekitar Rp7,4 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB), termasuk peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun.
Hal tersebut mempertimbangkan diselenggarakannya 438 event di 25 kota Indonesia dengan berbagai tingkat level pertemuan sejak 1 Desember 2021.
Seluruh rangkaian itu dinilai memberikan manfaat besar terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.