Guna meminimalkan kerugian yang terjadi akibat bencana, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan.
Pertama, masyarakat harus paham dan sadar akan tanda bahaya sehingga bisa melakukan pencegahan.
Baca Juga:
Delegasi WWF Terpukau Saat Kunjungan Wisata di Bali
Kedua, perlu adanya kemampuan untuk beradaptasi terhadap berbagai bentuk perubahan yang terjadi.
“Kita harus mulai mengubah cara pandang terhadap bencana, dari reaktif menjadi antisipatif. Pemerintah pusat maupun daerah perlu menambah jumlah anggaran yang diinvestasikan untuk penanganan dan mitigasi bencana. Investasi tidak hanya dalam bentuk infrastruktur fisik, tapi juga pemberdayaan masyarakat, peringatan dini, pengembangan kapasitas, serta membuka kemungkinan bagi multistakeholder untuk kolaborasi global,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Director of Water Environment Research Group Public Work Research Institute Jepang Keigo Nakamura membagikan strategi dan pengalamannya dalam menangani bencana yang berdasar pada science.
Baca Juga:
Penutup Rangkaian World Water Forum ke-10 Fieldtrip Ubud, Tabanan hingga Karangasem
Sementara peneliti lainnya dari Universitas Tokyo, Kawasaki Akiyuki, menegaskan science sangat berperan penting dalam mengatasi dan memitigasi bencana di Jepang.
Untuk itu, menurutnya, tantangan yang dihadapi para peneliti dan akademisi untuk mengintegrasikan science ke dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan mitigasi memerlukan kerja sama dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan.
Kebijakan mitigasi yang dirancang dengan baik dan detail diyakini akan berpengaruh pada efektivitas pendanaan dan keberlanjutan hidup masyarakat.