Letnan Jenderal Siswondo Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918. Ia dikenal ahli intelijen dan dijuluki "Penasihat Agung".
Parman berhasil membongkar rahasia gerakan APRA Westerling pada 1950. Ia juga menentang rencana PKI membentuk Angkatan Kelima.
Baca Juga:
Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025 Dengan Thema "Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya"
Karena sikap itu, ia masuk daftar hitam G30S. Ia diculik dari rumahnya pada 1 Oktober 1965 dan tewas ditembak. Jenazahnya dibuang ke sumur Lubang Buaya.
5. Mayjen (Anumerta) D.I. Panjaitan
Mayor Jenderal Donald Izacus Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli, pada 10 Juni 1925. Ia menempuh pendidikan militer sejak pendudukan Jepang.
Baca Juga:
5 Film Perjuangan Indonesia yang Wajib Ditonton untuk Bangkitkan Semangat Nasionalisme
Setelah Proklamasi, ia ikut membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang menjadi cikal bakal TNI.
Ketika terjadi penculikan para perwira tinggi AD, Panjaitan tewas ditembak di rumahnya pada 1 Oktober 1965.
6. Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo