Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko menyampaikan, MoU ini telah dirintis sejak tahun lalu. Dalam kurun waktu tersebut sudah ada beberapa embrio kegiatan bersama yaitu mencari sumber biomassa setempat, mengumpulkan biomassa yang belum diproses di sekitar PLTU yang akan melakukan co-firing, serta melihat potensi fasilitas pasar produksi di mana PT Artekno terlibat sebagai investor dan PT EMI sebagai aggregator untuk penanaman biomassa melalui program CSR.
Aris menambahkan, untuk tahun 2023, PLN EPI membutuhkan biomassa dengan jumlah sekitar 1,05 juta ton. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat hingga 10 juta ton pada tahun 2025.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
"Oleh karena itu, diperlukan kegiatan yang massif dalam mendukung kebutuhan biomassa untuk co-firing PLTU. Yakni dengan melakukan penanaman tanaman energi yang dimulai dengan ekosistem hutan energi serta mensinkronkan dengan rantai pasok biomassa dengan rantai pasok batu bara,” papar Aris
Aris juga menyampaikan bahwa, di sekitar tambang batu bara terdapat lahan tidur yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan melakukan penanaman tanaman biomassa, masyarakat bisa merasakan dampak secara ekonomi dan sekaligus membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
"PLN akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060 dan sekaligus mengupayakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui program co-firing biomassa ini," tutup Aris. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.