"[Anak saya] sudah ketemu, namanya Faisal Fikri, umur 18 tahun, anak saya satu-satunya," kata Asmaul.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terjadi usai kekalahan 2-3 Arema FC versus Persebaya, Sabtu (1/10).
Baca Juga:
Akibat Serangan Israel di Gaza, Korban Tewas Sudah 17.200 orang
Suporter Arema memasuki lapangan karena timnya kalah. Insiden itu direspons polisi dengan mengadang dan menembakkan gas air mata.
Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter.
Akibatnya, massa penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas, penumpukan massa, dan terinjak-injak. Lebih dari 100 orang tewas dalam insiden itu.
Baca Juga:
Ledakan di Setiabudi Tewaskan 1 Orang, 3 Terluka
Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak mengatakan ada sebanyak 8 rumah sakit yang menangani korban, di antaranya RSUD Kanjuruhan, RSUD Dr. Saiful Anwar, dan RS Mitra Delima.
Ia pun meminta keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga mengontak BPBD Kota Malang di nomor 112 untuk mendapatkan informasi. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.