WahanaNews.co | PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (PLN UID S2JB) melalui Program PLN Peduli tengah melatih 200 orang guru dan siswa/i SMK untuk mengubah motor tua berusia 60 tahun menjadi motor listrik agar tetap dapat difungsikan.
Program ini menjadi wujud komitmen PLN UID S2JB dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik di Sumatera Selatan sekaligus menjembatani dunia pendidikan ke dunia industri.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Mendatangkan trainer tersertifikasi dari Elders Garage, para siswa dan guru SMK 2, SMK 4, dan SMK 7 Kota Palembang yang dibekali kompetensi konversi motor tua menjadi motor listrik (molis) dengan harapan para peserta tidak hanya mampu melakukan konversi molis, namun juga mampu membuka bengkel kendaraan listrik yang sangat diperlukan di masa mendatang.
Program EV Support pada tahap ini menyasar output penambahan skill konversi molis untuk 200 orang dengan sertifikat dari Elders Electrico.
Selanjutnya, PLN UID S2JB menarget pengembangan program 'Bengkel Konversi' di SMK yang tersertifikasi sehingga dapat mengkonversi motor konvensional secara resmi.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, H. Sutoko, menjelaskan bahwa kerjasama yang dijalin bersama PLN UID S2JB ini menjadi momentum yang sangat tepat untuk mempersiapkan para siswa SMK untuk terjun dalam dunia usaha yang burhubungan dengan kendaraan listrik.
“Terima kasih setulus-tulusnya atas partisipasi PLN UID S2JB melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungannya memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perpeningkatan mutu pendidikan dalam mendukung percepatan penggunaan kendaraan listrik,” jelas Sutoko.
General Manager PLN UID S2JB, Amris Adnan, mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi aksi nyata PLN dalam mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik dan transisi energi.
“Kerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel ini menjadi aksi nyata PLN UID S2JB dalam upaya percepatan adopsi kendaraan listrik bersama sektor pendidikan. Artinya untuk mendorong electrifying ecosystem, PLN tidak hanya menyediakan infrastruktur pendukung kendaraan listrik, tetapi juga memberikan kompetensi bagi guru dan siswa dari sektor pendidikan agar mampu melakukan konversi motor listrik,” ungkap Amris dalam acara Launching Program EV Support yang digelar di SMK Negeri 2 Palembang.
Amris menambahkan bahwa setelah program pelatihan dilaksanakan, masing-masing SMK diberikan motor dan kit (peralatan), sehingga proses berbagi ilmu konversi molis tetap dapat diteruskan di sekolah tersebut.
“Pada program ini, masing-masing SMK diberi bantuan motor lengkap dengan kit nya, sehingga meskipun program pelatihan telah tuntas, SMK 2, SMK 4, dan SMK 7 tetap dapat memanfaatkan motor dan peralatan tersebut untuk melatih dan berbagi pengetahuan konversi molis ke semua siswa-siswinya. Jadi setelah 200 peserta ini nantinya kelas-kelas lain di 3 sekolah tersebut bisa dilatih untuk konversi molis,” imbuh Amris.
Asisten 2 Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, H. Darma Budi, mewakili Gubernur Sumatera Selatan menjelaskan bahwa Pemerintah Sumatera Selatan berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung program Net Zero Emission 2060 melalui penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai. Penggunaan kendaraan listrik pun telah diterapkan secara bertahap sebagai kendaraan dinas di lingkungan instansi Pemprov Sumsel.
“Untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik, di lingkungan instansi Pemprov Sumsel sudah mulai diterapkan penggunaan kendaraan listrik. Surplus listrik di sistem kelistrikan kita menjadi potensi untuk digunakan pada kendaraan listrik di Sumsel. Kerjasama yang dijalin PLN dan Dinas Pendidikan Sumsel ini sangat potensial dalam mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik, sehingga kendaraan listrik lebih dikenal masyarakat,” beber Darma Budi.
Dalam acara Launching Program EV Support tersebut, Kepala Dinas Provinsi Sumsel, General Manager PLN UID S2JB, Asisten 2 Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, dan Kabid SMK Disdik Sumsel melakukan test drive motor listrik hasil konversi siswa.
Mondya Boni, selaku Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Sumsel mengaku, menggunakan motor listrik hasil konversi ternyata asyik dan senyap.
“Molis hasil konversi tidak berisik, pakainya asik gak kalah sama motor konvensional. Yang paling penting lebih ramah lingkungan,” tutup Boni.
[Redaktur: Zahara Sitio]