Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia mengatakan pakaian terakhir yang dipakai AM itu diperoleh dari pihak keluarga.
"Kami melakukan penyitaan terhadap barang bukti baju dan celana milik almarhum yang kami ambil dari keluarga. Ini merupakan salah satu proses pengumpulan alat bukti, setelah tadi selesai melakukan autopsi. Dengan itu, seluruh kepentingan penyelidikan di Palembang selesai," ujar Nikolas.
Baca Juga:
Keluarga hingga Kapolda Sumbar Hadir Saat Pembongkaran Makam Afif Maulana
Sebelumnya, seorang santri Pondok Gontor asal Palembang, Sumatera Selatan, AM (17) meninggal dunia akibat dianiaya oleh seniornya pada 22 Agustus lalu.
Kasus kematian santri Pondok Pesantren Gontor ini terkuak ketika orang tua korban mengadu ke advokat Hotman Paris Hutapea.
Soimah, selaku orang tua santri yang wafat mengaku kecewa dengan pihak pesantren sehingga memutuskan untuk meminta bantuan pengacara kondang itu.
Baca Juga:
Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang Ditolak Keluarga
Mulanya, Soimah mendapat informasi dari pesantren bahwa kematian anaknya karena jatuh kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis-Jumat.
Namun saat keluarga meminta kain kafan yang menutup AM dibuka, tampak beberapa luka lebam akibat kekerasan terlihat di sekujur tubuh korban.
"Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima," kata Soimah.