Menurut Latief, dikutip dari Harian Kompas, 18 Agustus 1981, dia ikut mendampingi Bung Karno dan Bung Hatta karena bertanggung jawab atas keamanan upacara.
"Saya di sebelah kanan Bung Karno. Pasukan saya yang siaga menghadapi segala kemungkinan sergapan dari tentara Jepang," kata Latief.
Baca Juga:
Perkuat Sektor Pertanian Lewat GBN 2022 : Jadikan Buah Nusantara Tuan Rumah di Negeri Sendiri dan Wujudkan Kesejahteraan Petani
"Di beranda depan, sudah terpasang mikrofon. Ketika kami bertiga yang paling depan sudah mendekat ke mikrofon, Bung Hatta berhenti, sementara Bung Karno dan saya tetap berjalan terus. Bung Karno mendekati mikrofon," ujarnya.
Lantas, ketika Proklamasi selesai dibacakan, muncul dua pemuda dan pemudi membawa baki yang berisi bendera Merah Putih menuju ke arah Latief.
Tanpa berpikir panjang, dia pun kemudian ikut menjadi bagian pengibar bendera.
Baca Juga:
Diundang Nyanyi di Rumah Konglomerat, Farel Prayoga Lagi-lagi Bikin Ambyar
"Waktu itu tidak ada protokol yang mengatur seperti sekarang kalau mengibarkan Bendera Pusaka, di mana bendera diserahkan dulu kepada presiden lalu diserahkan kepada pengibar bendera," kata dia.
Bambu jemuran