WahanaNews.co | Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, menjelaskan ihwal operasi pemulangan atau evakuasi warga negara
Indonesia (WNI) dari Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, ke Indonesia.
Ia mengatakan, evakuasi
tersebut bukan misi yang mudah, karena situasi yang terus berubah dan
berkembang di lapangan.
Baca Juga:
4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi Akibat Terlibat Judi Online
Kendati demikian, tim evakuasi yang
terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan
Badan Intelijen Negara (BIN) berhasil memulangkan 26 WNI ke Indonesia, beserta
dua warga negara Afghanistan dan lima warga negara Filipina, pada Sabtu (21/8/2021) dini hari.
"Dengan mengucap syukur, alhamdulillah pagi ini misi evakuasi
dari Kabul ke Tanah Air dapat dilaksanakan dengan aman sesuai dengan rencana,"
ujar Panglima TNI, Hadi Tjahjanto, saat menyambut WNI dari Afghanistan di Bandara Halim
Perdanakusuma, Jakarta.
Panglima TNI, yang
hadir bersama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi,
menyampaikan, banyak masalah yang dihadapi oleh tim
evakuasi saat operasi.
Baca Juga:
Danpuspom TNI Pimpin Apel Gelar Pasukan Penegakan Hukum Tahun 2024
Oleh karena itu, ia berterima kasih
atas dukungan dan doa yang diberikan para pihak, sehingga evakuasi berhasil
dilakukan.
"Banyak masalah di lapangan yang kami
hadapi, dinamika yang kami hadapi. Namun, semua bisa dilaksanakan dengan baik
berkat kerjasama antarkementerian dan lembaga, sehingga operasi ini bisa
berjalan dengan aman dan lancar," kata Hadi Tjahjanto.
Panglima TNI menuturkan, seluruh awak pesawat yang bertugas memulangkan para WNI telah
menjalani pemeriksaan di ruangan khusus kru.
Begitu juga dengan penumpang pesawat
lainnya yang langsung menjalani aturan protokol kesehatan.
Menlu Retno menegaskan, pemerintah memutuskan menggunakan pesawat militer untuk
memulangkan puluhan WNI di Afghanistan demi memastikan keamanan dan keselamatan
WNI.
Pesawat TNI Angkatan Udara itu
berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma pada 18 Agustus 2021, sekitar pukul
06.00 WIB.
Rute yang ditempuh pesawat untuk
mencapai Kabul, Afghanistan, yaitu Jakarta, Aceh, Kolombo (Sri Lanka), Karachi
(Pakistan), Islamabad (Pakistan), dan Kabul, tepatnya
di Bandara Hamid Karzai, Afghanistan.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menceritakan kerumitan yang dihadapi
oleh tim evakuasi untuk mengurus izin lintas udara dan izin pendaratan di
Bandara Hamid Karzai, Kabul.
Izin pendaratan sempat diberikan pada
19 Agustus 2021, pukul 04.10 waktu setempat, tetapi izin itu ditarik oleh otoritas setempat karena situasi
yang tidak kondusif.
Izin pendaratan baru diberikan oleh
otoritas di Kabul pada 20 Agustus dini hari, dan
pesawat TNI AU mendarat di Bandara Hamid Karzai pada pukul 05.17
waktu setempat.
Proses evakuasi mulanya direncanakan
berlangsung selama 30 menit.
Namun, operasi berjalan selama dua
jam.
Pesawat TNI AU pulang dengan menempuh
rute yang sama dari Afghanistan sampai akhirnya tiba di Bandara Halim
Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/2021), sekitar pukul 03.30 WIB. [dhn]