WahanaNews.co I PT Barata Indonesia (Persero) baru saja menambah daftar jumlah perusaan plat merah yang memiliki utang banyak. Diketahui, perusahaan tersebut memiliki utang Rp 3,47 triliun.
Informasi tersebut mencuat, setelah terungkap pada slide paparan yang ditunjukkan dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo pada Selasa (14/12) kemarin.
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
Dalam paparan tertulis tercatat bahwa sebelum dilakukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), perusahaan memiliki liabilitas alias kewajiban sebesar Rp4,09 triliun. Usai PKPU utang turun menjadi Rp3,47 triliun.
Sedangkan, dari sisi ekuitas yang semula minus Rp110 miliar berubah menjadi Rp510 miliar berkat PKPU.
"Satu kami pelajari sebelum-sebelumnya, yaitu gali lubang tutup lubang dari satu proyek cash-nya digunakan untuk yang lain, sehingga menggunung terus proyeknya," terang Direktur Utama Barata Indonesia Bobby Sumardiat Atmosudirjo.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
Selain Barata Indonesia, BUMN lain yang juga terlilit utang adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan kewajiban sebesar US$12,96 miliar atau Rp184,03 triliun (asumsi kurs Rp14.200 per dolar AS) per semester I 2021.
Posisi utang tersebut naik 1,8 persen dibandingkan dengan periode semester I 2020 lalu yang hanya US$12,73 miliar atau Rp180,76 triliun.
Jika dirinci, total liabilitas ini terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar US$5,05 miliar atau Rp71,71 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar US$7,9 miliar atau Rp112,18 triliun.
Kemudian, PT Waskita Karya (Persero). Dalam laporan keuangan perusahaan, total liabilitas Waskita Karya sebesar Rp89,73 triliun per semester I 2021. Angkanya naik 0,8 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp89,01 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp48,55 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp41,18 triliun.
Sedangkan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mencatat total liabilitas sebesar Rp45,8 triliun dalam 6 bulan pertama tahun ini. Angkanya turun dari posisi yang sama tahun lalu, yakni Rp51,45 triliun.
Jika dirinci, liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp33,11 triliun dan jangka panjang sebesar Rp12,69 triliun.
Sementara BUMN karya lainnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk punya utang sebesar Rp33,34 triliun per Juni 2021. Jumlahnya naik 2,5 persen dari Juni 2020 yang sebesar Rp32,51 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari liabilitas jangka panjang sebesar Rp27,63 triliun dan jangka pendek sebesar Rp5,71 triliun.
Lalu, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP dengan catatan liabilitas Rp41,27 triliun sepanjang semester I 2021. Realisasi tersebut naik dari posisi semester I tahun lalu yang sebesar Rp39,46 triliun. Rinciannya, liabilitas jangka pendek sebesar Rp30,41 triliun dan jangka panjang Rp10,86 triliun.
Terakhir ada PT PLN (Persero). Perusahaan setrum negara lewat laporan keuangan menunjukkan total liabilitas sebesar Rp643,85 triliun per semester I 2021. Jumlahnya turun dari semester I 2020 yang sebesar Rp649,24 triliun.
Liabilitas itu terdiri dari jangka panjang Rp500,3 triliun dan pendek sebesar Rp143,55 triliun. [bay]