Sementara Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menambahkan, sebagai bagian dari Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik berkomitmen mendukung kemajuan pertanian tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara tetangga, termasuk Timor Leste.
Ia melanjutkan, demplot di Timor Leste ini menerapkan pola pemupukan berimbang 5:3:2 seperti yang telah diterapkan Petrokimia Gresik di sejumlah daerah.
Baca Juga:
HUT Pupuk Indonesia ke-12, Tanam 8.000 Bibit Pohon di 7 Lokasi
Artinya untuk pemupukan satu hektare lahan padi menggunakan 500 kg pupuk organik, 300 kg NPK dan 200 kg ZA.
Demplot ini juga dikawal dengan pengendalian hama menggunakan pestisida yang diproduksi Petrokimia Gresik melalui anak perusahaannya, Petrosida Gresik.
"Petrokimia Gresik juga memiliki sejumlah teknologi pertanian yang memungkinkan pemupukan dilakukan dengan tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman atau presisi untuk hasil yang lebih optimal. Sehingga produktivitas pertanian di Timor Leste dapat terus ditingkatkan," tutupnya.
Baca Juga:
UMKM Binaan Pupuk Indonesia Berpotensi Merambah Pasar Global
Seperti diketahui, Pupuk Indonesia merupakan produsen pupuk terbesar di Asia dengan total kapasitas produksi pupuk 14,61 juta ton per tahun. Yang terdiri dari 9,36 juta ton pupuk Urea, 3,98 juta ton pupuk NPK,500 ribu ton SP-36 , 750 ribu ton ZA, dan 20 ribu ton ZK.
Pupuk Indonesia juga memproduksi pestisida melalui Petrosida Gresik dengan kapasitas produksi insektisida sebanyak 6.600 ton/tahun, herbisida 16.200 ton, fungisida 2.000 ton, ZPT 1.800 ton dan Pupuk Organik sebanyak 19.175 ton.
[Redaktur: Zahara Sitio]