WahanaNews.co | Susahnya mencari pupuk bersubsidi kini mulai dikeluhkan sejumlah petani di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Sedangkan sebagai gantinya petani tidak sanggup dengan pupuk nonsubsidi yang harganya mahal.
Baca Juga:
Hadir di SIEXPO 2023 Pekanbaru, Stan PT Karunia Rotorindo Tani Ramai Pembeli
Melansir dari Republika, Jumat (20/5/2022), beberapa petani di Desa Reno Basuki, Kecamatan Wani Nabung, Kabupaten Lampung Tengah menyatakan, keberadaan pupuk subsidi seperti pupuk urea dan phonska selalu terjadi setiap tahunnya.
Diduga penyaluran pupuk subsidi kepada kelompok tani tidak terbuka, sehingga penyaluran tidak merata.
Meskipun penyaluran pupuk subsidi tersedia melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), namun stoknya terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan para petani.
Baca Juga:
Gubernur Riau Resmi Buka Sawit Indonesia Expo 2023, Dimeriahkan 88 Stakeholder Berikut Daftarnya
Banyaknya persyaratan bagi petani yang ingin mendapatkan pupuk subsidi tersebut, membuat petani mulai kehilangan kesempatan untuk mendapat jatah pupuk subsidi. Sedangkan untuk beli pupuk nonsubsidi harganya mahal.
Irawan (30 tahun), petani singkong (ubikayu) di Desa Reno Basuki terpaksa membeli pupuk nonsubsidi, meskipun mahal. Menurut dia, menggunakan pupuk nonsubsidi, biaya sarana prasarana produksi yang dikeluarkan para petani meningkat, dampaknya pendapatan petani berkurang.
Dia mengatakan, saat ini harga pupuk subsidi jenis phonska Rp 140 ribu per sak (50 kilogram), sedangkan harga pupuk urea Rp 130 ribu per sak. Sedangkan harga pupuk non subsidi phonska Rp 160 ribu per sak dan pupuk urea Rp 150 ribu per sak.