Perempuan harus berusaha sebaik mungkin di tempat kerja tanpa harus melawan kodrat sebagai perempuan, istri dan ibu.
“Kesamaan tantangan yang dirasakan perempuan membuat sesama perempuan merasa bahagia ketika satu sama lain berhasil mencapai posisi atau jabatan tinggi yang membanggakan. Hal tersebut berarti tembok-tembok penghalang berhasil dihilangkan dan menunjukan bahwa perempuan lain juga berhak untuk mendapatkan prestasi tersebut,” ungkap Puan.
Baca Juga:
Arifah Fauzi Sebut 3 Program Prioritas Kemen PPPA Butuh Sinergi Antar Kementerian dan Lembaga
Perwakilan dari Paguyuban Yayasan Kartini Heritage Center, Bambang Waluyo Djojohadikusumo menyampaikan apresiasi terhadap Menteri PPPA dan turut mendorong Kartini-Kartini baru bermunculan untuk mendukung pembangunan bangsa.
“Perjuangan RA Kartini mengupayakan hak dan emansipasi perempuan membuat sosoknya bukan hanya dikenal sebagai tokoh tapi juga sebagai pemikiran. Kartini is a mindset. Mindset mengenai wirausaha, prinsip hidup egaliter, pendidikan formal dan informal, hingga pendidikan agama yang memajukan bangsa terutama perempuan.”
“Semoga melalui acara ini, pemikiran RA Kartini akan selalu memberikan motivasi dan kekuatan, sehingga memunculkan Kartini baru dalam perjalanan bangsa menuju cita-cita Indonesia Emas,” imbuh Bambang.
Baca Juga:
Kemen PPPA Terbitkan Pedoman Mekanisme Koordinasi Perlindungan Anak Korban Jaringan Terorisme
Pada kesempatan tersebut turut hadir Jurnalis dan Pendiri Narasi, Najwa Shihab yang menyampaikan relevansi perjuangan Kartini di masa kini yakni perempuan harus berani bersuara meskipun dihadapkan pada banyak risiko.
Sementara itu, Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia menyampaikan perjuangan perempuan dari perspektif kelompok disabilitas.
Angkie menegaskan, meskipun dengan keterbatasan yang dimiliki, perempuan disabilitas tetap bisa menunjukan kelebihannya dan memberikan manfaat.