WahanaNews.co | Setelah dicopot sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, AH Nasution meneruskan agenda politiknya melalui Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) pada 1959.
Hubungannya dengan Pemuda Pancasila adalah sebagai organisasi "sayap pemuda".
Baca Juga:
Ketua SAPMA Pemuda Pancasila Desak Junimart Girsang Cium Tangan Japto
"Pemuda Pancasila lahir dari 'sayap pemuda' IPKI," tulis Ian Douglas Wilson dalam bukunya berjudul Politik Jatah Preman: Ormas dan Kuasa Jalanan di Indonesia Paca Orde Baru yang diterbitkan pada tahun 2018.
Dengan dukungan Pemuda Pancasila --yang oleh Ian diistilahkan sebagai ormas “jago”-- menjadi basis sosial, Nasution dan IPKI turut mempengaruhi bahkan menciptakan tekanan pada pembubaran konstituante oleh Sukarno dan mengawali periode Demokrasi Terpimpin (1959-1965).
Sejak awal, Pemuda Pancasila memang sangat erat dengan militer dan pemerintah, terutama era Orde Baru.
Baca Juga:
Sekjen Pemuda Pancasila: Junimart Girsang Minta Maaflah Secara Patut dan Resmi!
Bahkan, kata Ian, pada masa-masa Penembakan Misterius (Petrus), salah satu ormas yang tidak tersentuh sama sekali adalah Pemuda Pancasila.
Selain karena punya jangkauan massa yang menasional, mereka juga mampu berafiliasi dan mendefinisikan diri dengan kekuatan yang bisa memberangus mereka.
"Dengan ciri khas seragam loreng oranye-hitam, Pemuda Pancasila dan kelompok-kelompok seperti mereka berafiliasi dan mengidentifikasi diri secara telak dengan kekuatan-kekuatan yang sama yang memiliki kuasa untuk memberangus mereka," tulis Ian (2018, hal 98).
Di era Orde Baru (Orba), sepanjang 1980-an dan awal 1990-an, Pemuda Pancasila disebut punya hubungan tertentu dengan rezim.
Ian menyebutnya "praktik beking".
Kata Ian, "praktik beking" atau hubungan antara preman dan negara pasca Petrus semakin menjadi.
"Sebuah sistem patronase informasi di mana preman menerima perlindungan dari militer dan polisi dengan balasan sebagai porsi keuntungan," tulis Ian (2018, hal 99).
Bicara Pemuda Pancasila berarti mengerucut pada Japto Soelistyo Soerjosoemarno.
Ia merupakan salah satu tokoh organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
Japto boleh dibilang satu-satunya tokoh utama Pemuda Pancasila selama hampir 3 dekade terakhir.
Menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila sejak Musyawarah Besar Pemuda Pancasila III di Cibubur tahun 1981, dan terus memimpin Pemuda Pancasila hingga saat ini.
Pada Musyawarah Besar Pemuda Pancasila IX tahun 2014 di Batu, Malang, dirinya kembali dikukuhkan menjadi Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila hingga tahun 2019.
Selain aktif di Pemuda Pancasila, dia juga aktif di organisasi FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri ABRI).
Di dunia politik, Japto menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Patriot.
Ian juga menulis bahwa Japto pernah menjabat sebagai Ketua Cabang Jakarta dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI).
Ia juga menjadi Ketua Asosiasi Industri Pariwisata Jakarta.
Japto lahir dari pasangan Mayor Jenderal (Purn) Ir KPH (Kanjeng Pangeran Haryo) Soetarjo Soerjosoemarno, dan Dolly Zegerius.
Sang ayah adalah keturunan ningrat dari Mangkunegaran, yaitu cucu dari Mangkunegara V, yang menamatkan pendidikan topografi dan geodesi-nya di Technische Delft Universiteit, Nederland.
Sementara sang ibu adalah seorang Belanda keturunan Yahudi yang pernah menjadi atlet nasional Indonesia dari cabang bridge.
Japto Soerjosoemarno merupakan adik kandung KRAy (Kanjeng Raden Ayu) Marini Soerjosoemarno, aktris senior Indonesia.
Di samping bergelut di dunia politik, Japto juga sosok penyayang dan pelestari binatang.
Namun, dia pun memiliki hobi berburu, yang dapat dilihat lewat trofi perolehannya dari Big Five di Afrika.
Dalam sebuah kesempatan di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pemuda Pancasila 2021, dengan mengambil tema “Meneguhkan Kembali Nilai-nilai Pancasila Dalam Rangka Membangun Kader Yang Nasionalis, Berperan Aktif dan Siap Bersaing Mewujudkan Indonesia Yang Lebih Maju”, Japto berpesan pada kader Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa (Sapma) PP tetap memerhatikan pendidikan.
“Sapma PP dibentuk berdasarkan unsur pendidikan. Saya minta jangan pernah melupakan sejarah. Semoga hasil kegiatan ini membesarkan Sapma PP dan lebih membesarkan Pemuda Pancasila,” ujar Japto, Sabtu (6/11/2021).
Pemuda Pancasila memang salah satu ormas tertua di Tanah Air.
Ormas Pemuda Pancasila dideklarasikan berdiri pada 28 Oktober 1959 di Jakarta.
Adalah Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) yang membidani kelahiran ormas tersebut.
IPKI merupakan sayap politik dari para petinggi militer yang masih aktif dalam kedinasan saat itu.
Tokoh-tokoh pendirinya sebagian merupakan jenderal TNI, di antaranya A Yani, AH Nasution, dan Gatot Subroto. [dhn]