"Anak TK saja sekarang wisuda, ada biayanya. Padahal, banyak orang tua yang rumahnya saja masih di bantaran sungai," ungkapnya.
Dalam diskusi itu, Dedi kembali menekankan bahwa kebijakannya diambil demi kepentingan rakyat Jawa Barat, terutama untuk meringankan beban ekonomi orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka.
Baca Juga:
Zona Deformasi Indo-Australia Aktif Lagi! BMKG Ungkap Pemicu Gempa Garut
"Saya ini melakukan kebijakan ini untuk siapa?" tanya Dedi.
"Untuk rakyat semua," jawab remaja tersebut, yang kemudian ditegaskan lagi oleh Dedi, "Untuk orang tua."
Selain itu, Dedi menambahkan bahwa kenangan tak hanya dibentuk saat acara perpisahan, melainkan selama perjalanan pendidikan itu sendiri.
Baca Juga:
Viral Kades Nyawer di Klub Malam, Dana Desa Rp130 Juta Terancam Ditahan
"Yang namanya kenangan itu tercipta selama tiga tahun belajar bersama," tegasnya.
Namun, remaja itu tetap menyatakan bahwa perpisahan resmi penting karena setelah lulus, tidak semua siswa akan bisa bertemu lagi.
"Kalau enggak ada perpisahan, kita enggak bisa kumpul bareng untuk terakhir kalinya, Pak," katanya.