WahanaNews.co | Terminal Grogol yang terletak di Jalan Kyai Tapa, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat merupakan salah satu fasilitas transportasi tertua di Jakarta.
Terminal yang telah ada sejak 1969, saat ini dipimpin Bona Siregar selaku Kepala Terminal (Kater) yang menjabat pada September 2022.
Baca Juga:
Pengguna Jasa di Pelabuhan Bungku Tolak Keras Pelayanan Jasa Angkutan Laut Dikembalikan ke Morowali Utara
Terminal Grogol ini juga sangat diminati para pemilik angkutan karena domain dari penumpang rata-rata tinggal di lingkungan sekitar terminal seperti Setiakawan, Tambora, Tanjung Duren, Jelambar, dan sekitarnya.
Bona Siregar, Kepala Terminal Grogol mengatakan dari beberapa kali rapat di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rawamangun tahun 2025 sudah harus jalan direvitalisasi.
Redaktur WahanaNews.co (kanan) saat berbincang dengan Kater Grogol, Bona Siregar, Senin (29/7/2024). (Foto: WahanaNews/Tio)
Baca Juga:
Imbas Kecelakaan Bus di Ciater, Kemenhub Berencana Uji KIR Swasta hingga Tingkat Kabupaten
“Bocorannya sih tahun 2025 sudah harus jalan revitalisasi. Masterplannya juga sudah saya lihat di Kementerian Perhubungan,” kata Bona kepada WahanaNews.co saat ditemui di kantornya, Senin (29/7/2024).
Bona menjelaskan nantinya Terminal Grogol akan direvitalisasi menjadi terminal modern bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Nanti tempatnya lebih lux-lah, lebih cantik. Pengawasannya dari atas (lantai dua) baik itu untuk layanan JakLingko, angkutan antar kota dan angkutan lainnya. Loket PO dan kiosnya juga akan baguslah,” tambah Bona.
Dia berharap untuk merealisasikan ini tentu harus mendapat dukungan penuh dari pimpinan daerah baik gubernur dan kepala dinas, serta wali kota setempat.
“Mohon dukungannya juga sama pimpinan daerah baik itu gubernur, kepala dinas, maupun wali kota,” imbuhnya.
Lebih jauh dijelaskan Bona, saat ini Terminal Grogol memiliki 48 perusahaan otobus (PO) yang terdaftar dan selalu membayar retribusi pemakaian fasilitas sebesar Rp 150 ribu per bulan melalui PTSP.
“Semenjak saya pimpin ada kebijakan pimpinan memberikan kewenangan kepada saya untuk semua PO membayar secara langsung ke PTSP, setelah mereka bayar kita mendapat buktinya dan itu yang kita lapor bahwa kita sudah mengikuti arahan dari pimpinan,” ujarnya.
Retribusi sebesar Rp 150 ribu per bulan itu sesuai Perda No. 1 Tahun 2024 Tentang Pemakaian Fasilitas di Terminal Grogol.
Retribusi ini bukan hanya untuk loket PO, namun berlaku juga untuk kios-kios pedagang di Terminal Grogol hanya bedanya kalau untuk kios pedagang pembayarannya tergantung ukuran.
Ia juga membantah rumor yang beredar bahwa di luar retribusi wajib sesuai perda tersebut, pihaknya juga mengutip sebesar Rp 10 ribu per bus yang masuk ke Terminal Grogol.
“Tidak ada per bus yang masuk Rp 10 ribu. Tidak ada pungutan seperti itu karena memang saya tidak mau bersentuhan dengan mereka,” tegas Bona sambil menjelaskan rata-rata bus AKAP setiap hari yang transit di Terminal Grogol sebanyak 45-48 bus.
Saat ini, Terminal Grogol melayani sejumlah keberangkatan dan kedatangan transportasi umum, mulai dari Bus AKAP, JakLingko, dan Mikrolet.
Untuk Bus AKAP melayani jasa transporasi rata-rata ke wilayah Jawa seperti Cilacap, Wonosobo, Purwokerto, Yogyakarta, Pemalang, Surabaya. Yang terjauh itu ke Bali.
Sementara untuk layanan JakLingko melayani rute Grogol-Tanah Abang dan rute Grogol-Pos Pengumben, dan rute lainnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]