WAHANANEWS.CO, Kota Depok – Saat ini Tim Relawan Medis Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) konsentrasi pemulihan wilayah bencana banjir bandang Pulau Sumatera pada medio November 2025 di Kabupaten Tamiang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Aceh), sekaligus mendukung pemulihan Rumah Sakit Umum Daerah Muda Setia.
Perihal ini disebutkan Dokter Gatutroho Priyonugroho, Sp.P(K)-Onk.,Fisr., Koordinator Tim Relawan RSUI, saat pelepasan tim medis tahap ketiga ke Aceh Tamiang di plaza RSUI, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (17/12/2025).
Baca Juga:
RSUI Kirim Tim Medis Tahap Ketiga untuk Korban Bencana Sumatera di Aceh Tamiang
Gatot Priyo menjelaskan, saat ini jumlah tenaga medis di lokasi sudah cukup banyak dan berasal dari berbagai wilayah dan daerah. Namun demikian, kendala utama di lapangan justru terletak pada kerusakan alat medis berat.
“Misalkan seluruh ventilator dan mesin hemodialisis di rumah sakit rusak akibat bencana. Sementara itu, obat-obatan tertentu dengan spesifikasi khusus, seperti inhaler untuk pasien asma dan insulin suntik, masih menjadi kebutuhan yang terbatas,” ungkap Gatot.
Katanya, dari RSUI sendiri, pada tahap awal, delapan orang tenaga medis telah diberangkatkan, kemudian disusul enam personel tambahan. Selain tenaga medis, bantuan logistik kesehatan yang dikirim tergolong sangat memadai untuk penanganan bencana, seperti antibiotik, cairan infus, alat balut, dan perlengkapan medis lainnya.
Baca Juga:
Layanan Bedah Syaraf RSUI Program Karpet Merah untuk Neurologi
Menyenangkan, bantuan logistik kesehatan terus berdatangan dari berbagai pihak. Bahkan dalam satu malam, kiriman logistik bisa mencapai dua ton.
Dari UI donasi logistik yang disalurkan ke Aceh Tamiang mencapai sekira lima ton. Bantuan tersebut disalurkan ke RSUD Sedia Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, yang menjadi rumah sakit rujukan utama masyarakat setempat.
“Pada minggu pertama pascabencana, RS Muda Setia nyaris lumpuh total. Sebagian besar tenaga kesehatan tidak dapat masuk bekerja karena rumah mereka rusak parah. Saat awal sepekan kedua, hanya lima orang yang masih aktif, termasuk direktur rumah sakit, kepala IGD, serta petugas kebersihan,” cerita Gatot yang sebelumnya sudah lebih dahulu tiba di Aceh Tamiang.
Saat ini, lanjutnya, pelayanan kesehatan mulai berangsur pulih pada sepekan kedua setelah dilakukan pembersihan lumpur tebal akibat banjir bandang yang membawa material tanah dari pegunungan. Proses pembersihan melibatkan aparat TNI dan relawan. IGD menjadi unit pertama yang diaktifkan kembali supaya masyarakat mengetahui bahwa rumah sakit sudah kembali beroperasi.
Selain penanganan medis fisik, RSUI juga mengirimkan tenaga psikiater untuk menangani dampak psikologis dan trauma penyintas bencana. Banyak pasien dengan gangguan jiwa mengalami kekambuhan akibat terputusnya pengobatan. Selain itu, tidak sedikit warga yang mengalami trauma berat karena kehilangan anggota keluarga dan tempat tinggal.
Psikiater yang berpengalaman dalam penanganan bencana, termasuk yang pernah terlibat dalam penanganan tsunami Aceh, turut membantu pemulihan kesehatan mental warga. Kasus trauma berat banyak ditemukan, terutama pada ibu-ibu dan anak-anak. Anak-anak umumnya mengalami gangguan tidur dan serangan panik, terutama ketika mendengar suara alat berat yang mengingatkan mereka pada peristiwa banjir.
Secara bertahap, pelayanan di RSUD Sedia Muda kembali meningkat. Setelah IGD diaktifkan, jumlah pasien yang datang meningkat signifikan, dari puluhan orang pada hari pertama menjadi ratusan pasien dalam beberapa hari berikutnya. Seiring meningkatnya jumlah pasien, jumlah tenaga kesehatan yang datang juga bertambah, sehingga pelayanan dapat berjalan lebih optimal.
RSUI menegaskan bahwa seluruh kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, rumah sakit rujukan nasional, ILUNI, serta komunitas alumni dan tenaga kesehatan dari berbagai daerah. Keterlibatan RSUI tidak hanya mewakili institusi, tetapi juga wujud kepedulian sivitas akademika UI dan masyarakat Depok terhadap sesama yang terdampak bencana.
Penjelasan Dirut RSUI
Selaras, di acara ini, Direktur Utama RSUI Dokter Kusuma Januarto, Sp.OG., Subsp.Obginsos., menyampaikan bahwa pengiriman tim relawan ini dilakukan berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan.
“Keberangkatan tim relawan ini merupakan suatu bentuk kepedulian dari RSUI terhadap bencana yang menimpa saudara- saudara kita di Sumatera, khususnya Tamiang, Aceh. Kami mengirimkan tenaga medis sesuai kebutuhan lapangan, terutama untuk mendukung layanan kesehatan yang masih membutuhkan dukungan tambahan,” ujarnya.
Tim relawan yang diberangkatkan antara lain Dokter Umum, Dokter Spesialis Anak, Dokter Spesialis Paru, Perawat Kamar Operasi, serta Analis Laboratorium.
Tim relawan ini ditempatkan di RSUD Sedia Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, dan bertugas memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak bencana, termasuk penanganan penyakit infeksi, gangguan pernapasan, penyakit kulit, hingga masalah gizi yang banyak dialami masyarakat pascabanjir bandang.
Seiring, pengiriman relawan, Pengelola Masjid Ash Shihah RSUI turut berperan aktif dalam menggalang dana kemanusiaan serta menyalurkan bantuan berupa obat-obatan dan perlengkapan kesehatan sesuai kebutuhan. RSUI menilai bahwa kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat agar dapat kembali menjalani aktivitas dan proses pemulihan dengan baik.
[Redaktur: Hendrik I Raseukiy]