WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah didesak untuk segera menerapkan kebijakan tegas terkait pengelolaan sampah plastik guna meningkatkan efektivitas sistem pengelolaannya.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Oseanografi BRIN, Muhammad Reza Cordova, menuturkan bahwa regulasi yang jelas diperlukan mengingat hanya separuh populasi Indonesia yang memiliki akses terhadap sistem pengelolaan sampah.
Baca Juga:
DLH Cirebon Klaim Pengelolaan Sampah Terus Membaik
Menurutnya, sistem insentif dan disinsentif perlu diterapkan agar pengelolaan sampah berjalan optimal tanpa merugikan sektor terkait. Selain itu, industri dalam negeri harus didorong untuk beralih ke bahan yang lebih ramah lingkungan.
"Pemerintah dapat memberikan insentif kepada perusahaan yang mengembangkan plastik berbasis bahan alami dan terbarukan," ujar Reza, Jbeberapa waktu lalu.
Ia juga menegaskan perlunya keterlibatan aktif pemerintah dalam forum internasional guna mengurangi pencemaran laut akibat sampah plastik.
Baca Juga:
Jakarta Utara Jadi Kota Percontohan Implementasi Roadmap Pengelolaan Sampah Jakarta
Selain regulasi, infrastruktur daur ulang yang memadai juga sangat dibutuhkan agar limbah plastik tidak berakhir di laut. "Daur ulang yang lebih efisien akan mencegah sampah plastik mencemari ekosistem laut," tambahnya.
350 Ribu Ton Sampah Plastik di Laut
Penelitian mengungkap bahwa pada tahun 2024, sekitar 350.000 ton sampah plastik masuk ke perairan Indonesia, sementara secara global angkanya mencapai 8 juta ton.
Meskipun jumlah sampah plastik di Indonesia mengalami penurunan 41 persen dibandingkan 2018, negara ini tetap masuk dalam daftar 10 besar penyumbang sampah plastik ke lautan dunia.
Dampak sampah plastik terhadap ekosistem laut sangat serius, mulai dari kematian biota akibat terjerat atau memakan plastik, hingga kerusakan terumbu karang dan mangrove.
"Sampah plastik mengandung zat berbahaya seperti BPA, BPS, dan phthalates yang dapat mencemari lingkungan," jelas Reza.
Tak hanya itu, plastik juga dapat menyerap logam berat, pestisida, dan mikroba berbahaya, berisiko masuk ke rantai makanan, dan berujung pada dampak kesehatan bagi manusia.
Lebih lanjut, polutan dari sampah plastik berkontribusi terhadap peningkatan keasaman air laut, yang dapat berdampak buruk pada ekosistem dan kualitas air yang dikonsumsi manusia.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]