WahanaNews.co | Kabar gembira bagi Anda para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sebab, pemerintah berencana meneruskan program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) alias BLT UMKM pada 2022.
Baca Juga:
Syarat Bagi Ojek Online untuk Terima BLT UMKM Bulan Oktober 2022
Dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/4/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan, BLT UMKM diagendakan berlanjut, menyusul bantuan subsidi upah Rp 1 juta kepada pekerja bergaji di bawah Rp 3,5 juta.
"Tadi juga ada usulan Banpres untuk usaha mikro (BLT UMKM) yang nanti juga akan diagendakan," kata Airlangga.
Baca Juga:
Ini Syarat Bagi Ojol untuk Terima BLT UMKM Bulan Oktober 2022
Besaran BLT UMKM 2022
Terkait besaran bantuan, Airlangga mengatakan, uang yang diterima pelaku usaha mencapai Rp 600.000 per penerima.
Ia bilang, sasaran bantuan ini mirip-mirip dengan bantuan kepada pedagang kaki lima (PKL), pemilik warung, dan nelayan.
"Ini sama juga dengan PKLWT dan sasarannya 12 juta-an (penerima)," jelas dia.
Selain BLT UMKM, pemerintah menyiapkan beragam bantuan lain yang masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), baik bansos reguler maupun bansos yang hadir saat pandemi Covid-19.
Bansos tersebut berupa Kartu Sembako kepada 18,8 juta (KPM), lalu PKH dengan tambahan 2 juta KPM, BLT minyak goreng Rp 300.000 untuk tiga bulan (Rp 100.000 per bulan), dan yang teranyar bantuan subsidi upah Rp 1 juta.
Asal tahu saja, pemerintah menyiapkan dana dalam program PEN mencapai Rp 455,62 triliun.
Hingga April 2022, realisasinya baru mencapai Rp 29,3 triliun atau berkisar 6,4% dari pagu.
"(BLT minyak goreng) diharapkan dalam bulan Ramadhan ini bisa diberikan. Kemudian (Pak Presiden juga mengarahkan) program BLT Dana Desa terus dilanjutkan," jelas dia.
Airlangga tak memungkiri bahwa penebalan bantuan sosial di tahun ketiga pandemi ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas dunia akibat konflik Rusia dan Ukraina.
Tercatat, harga batu bara melonjak menjadi 258 dollar AS per ton, minyak mentah dunia Brent di atas 100 dollar AS per barrel, dan harga gandum mencapai 1.000 dollar AS.
Selain itu, indeks harga pangan FAO naik ke level 140 poin.
Khusus komoditas minyak sayur (vegetable oil), indeksnya meningkat lebih dari 200 poin.
"Oleh karena itu, di Indonesia ada dua akibat. Satu, terkait dengan penerimaan ekspor tentu akan ada kenaikan. Tetapi, juga ada transmisi di dalam negeri yang tidak bisa seluruhnya ditransmisikan ke masyarakat. Oleh karena itu, tadi arahan Bapak Presiden bahwa perlinsos perlu terus dipertebal," tandas Airlangga. [gun]