Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, terdapat beberapa pengalaman yang berkesan sekaligus menjadi capaian yang dituliskan di dalam buku.
"Awal-awal jadi Mendag ke pasar karena perintah Presiden, paling sering dimarahi emak-emak karena pada waktu itu terjadi gejolak harga, terutama minyak goreng. Seiring berjalannya waktu, kami berhasil membuat harga minyak goreng stabil," jelas Mendag Zulkifli Hasan.
Baca Juga:
Kepala Daerah PDIP Mulai Ikuti Retreat di Magelang, Zulhas: Saya Dengar Ikut Semua
Capaian berikutnya, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, yaitu terkait upaya menjaga surplus perdagangan
Indonesia. Pada 2022 Indonesia mengalami surplus sampai USD 54,46 miliar. Selain itu, inflasi terjaga
dan ekonomi tumbuh 5,31 persen.
"Beberapa hal yang dilakukan Kemendag lainnya, antara lain penindakan praktik perdagangan ilegal, termasuk baja dan pakaian bekas. Praktik ini mengganggu industri dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia. Kemendag juga terus memperluas pasar ekspor, khususnya pasar nontradisional," terang Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan menyebut, buku ini juga memberi gambaran kondisi setahun ekonomi Indonesia
ke depan, baik di kawasan Asia, maupun dunia.
Baca Juga:
Zulhas Ungkap Jawaban Jokowi Soal Kaesang Jadi Cawagub Jakarta
"Kita perlu ada terobosan baru dalam menghadapi keadaan ekonomi dunia yang melambat. Oleh karena itu, kami mulai menjajaki pasar baru seperti Asia Selatan dan Afrika," tambahnya
Mendag juga mengungkapkan,“Kerja Bantu Rakyat”, frasa yang menjadi judul buku setahun perjalanan menjabat Menteri Perdagangan ini terasa cukup mewakili capaian yang ditorehkan.
“Kerja adalah kata yang saya harap mampu menggambarkan saya. Ratusan pasar rakyat telah saya
datangi untuk memastikan ketersediaan dan mengendalikan stabilitas harga bahan pokok. Hasilnya, gejolak harga yang lazim terjadi di hari-hari besar bisa diredam. Jika kita sungguh-sungguh, instrumen kebijakan yang tepat akan ditemukan," imbuh Mendag Zulkifli Hasan.