“Siapa yang paksa kamu. Jangan kurang ajar begitu ya! Ngomong paksa-paksa. Sama nih kayak di Surabaya konyolnya,” hardik Noel sambil menunjuk pegawai yang duduk di hadapannya.
Karyawan tersebut hanya menjawab singkat, “Sabar ya, sabar ya,” mencoba meredam ketegangan.
Baca Juga:
PPATK Bekukan Rekening, Hinca Panjaitan Sampaikan Kritik Tajam: Jangan Balas Dendam ke Rakyat
“Kamu ngomong maksa, siapa yang maksa kamu? Orang saya dari tadi bilang telepon, telepon (pimpinan). Kita negara, bukan preman,” jawab Noel dengan suara meninggi, menunjukkan ketidakterimaannya atas tudingan tersebut.
Karena tetap tidak mendapat respons yang memadai, Noel akhirnya memperkenalkan dirinya dengan lebih tegas.
“Mas, saya wakil menteri,” ucapnya lantang kepada seorang pegawai yang tetap sibuk memandangi layar komputer. Tampak jelas kekecewaan Noel terhadap sikap acuh dari karyawan itu.
Baca Juga:
Gagasan KSAD Maruli, TNI AD Gerakkan Misi Pembersihan Danau Toba, Tondano, dan Situ Bagendit
Seorang pria yang berada di dekat Noel pun ikut menegur, “Oi, hargai orang ngomong.”
Usai sidak, Noel menjelaskan kepada awak media bahwa ia telah berulang kali meminta untuk bertemu pimpinan perusahaan namun tidak digubris.
Ia menunjukkan salah satu operator kantor sebagai bukti bahwa pihak perusahaan enggan berkomunikasi.