WahanaNews.co | PT PLN (Persero) terus mendorong digitalisasi sebagai bagian
transformasi perusahaan guna memacu gerak, cara berpikir baru, hingga pengambilan
keputusan yang lebih cepat.
Penerapan transformasi ini merupakan
cara PLN guna mengakselerasi visi perusahaan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
PLN mempunyai visi menjadi Perusahaan
Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan nomor 1 Pilihan Pelanggan.
PLN telah mencatatkan sejumlah capaian
program digitalisasi.
Wakil Menteri BUMN, Pahala N Mansury, mengapresiasi capaian program
digitalisasi PLN.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dia menjelaskan, sejatinya bisnis PLN sangat digital.
Menurutnya, karena yang namanya
listrik tidak bisa dipisahkan dari budaya digital.
"Digitalisasi menjadi salah satu cara
untuk melakukan monitoring bagaimana efektivitas, utilisasi, maupun kondisi
dari aset PLN," ujar Pahala, di sela kunjungan ke PLN Unit Induk
Pusat Pengatur Beban (UIP2B), yang berkedudukan di Gandul, Cinere, Depok, Jawa
Barat, Jumat (6/8/2021).
Saat ini, Kementerian BUMN memonitor
secara langsung implementasi program digitalisasi PLN.
Pertama adalah penerapan dari Smart Grid dan Smart Meter.
Kedua, strategi Digital Distribution Excellent, Digital
Procurement, dan Digital Maintenance.
Pada kesempatan yang sama, Direktur
Utama PLN, Zulkifli Zaini, mengatakan,
perkembangan teknologi jadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, PLN tidak mungkin
bisa mengelola dengan semuanya dengan cara-cara yang masih manual.
"Kami semua berharap dengan penerapan
Transformasi ini maka upaya mencapai visi tersebut bisa lebih terakselerasi.
Kami terus berinovasi dalam banyak hal, dari hulu sampai hilir, dari sisi
energi primer, pembangkitan, sampai pada peningkatan kepuasan bagi pelanggan,"
katanya.
Zulkifli menambahkan, digitalisasi
akan membuat PLN bisa bergerak dengan cara pikir baru, cara berkomunikasi yang
lebih efisien, cara memonitor yang lebih luas jangkauannya dan lebih
terintegrasi, dan juga cara pengambilan keputusan yang lebih cepat.
Beberapa capaian program digitalisasi
yang berhasil mendorong kinerja ialah transformasi Dispatch Opimization dan Digital
Procurement.
Transformasi Dispatch Opimization menjadikan pengaturan sistem kelistrikan
andal, kualitas dan ekonomis.
Di sisi lain, transformasi Digital Procurement menjadikan proses
pengadaan terdigitalisasi secara end to end, sehingga proses menjadi lebih transparan, simpel, dan efisien.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama
PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan sejumlah prioritas
program digitalisasi PLN.
Saat ini, lanjutnya, PLN tengah
membangun smart grid.
"Pertama kita mendigitalisasi
pembangkit. Kemudian PLN melakukan digitalisasi distribusi dan transmisi.
Selain itu, juga digitalisasi advance
meter ke infrastruktur PLN," katanya.
Selain mengapresiasi capaian
transformasi digital PLN, Wamen BUMN juga angkat jempol terkait capaian kinerja
keuangan perseroan.
Dia menambahkan, di tengah kondisi
PPKM Darurat, inisiatif yang dibangun PLN berhasil mendukung pertumbuhan
ekonomi sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021.
Di tengah tekanan pandemi Covid-19,
PLN berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 6,6 triliun hingga semester I 2021.
Berdasarkan Laporan Keuangan
Konsolidasi PLN semester I 2021 (unaudited)
yang diterbitkan pada 28 Juli 2021, PLN mampu mencetak peningkatan
penjualan tenaga listrik Rp 140,5 triliun pada paruh pertama 2021,
atau naik 3,7 persen dibandingkan capaian semester I 2020 sebesar Rp135,4
triliun.
"Terima kasih kepada PLN, sampai
dengan saat ini dari kinerja keuangan jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Sampai dengan Juni 2021 PLN sudah membukukan pendapatan di atas Rp 12
triliun, ini berarti kinerja keuangan PLN bisa dijaga dengan baik," tambahnya. [qnt]