Hasil survei secara umum itu, kata Qodari, menunjukkan bahwa
permasalahan Corona lebih banyak muncul ke publik sebagai masalah ekonomi. Tak
berbeda dengan lima tahun lalu.
"Data di atas menunjukkan bahwa masalah COVID bagi
masyarakat lebih banyak tampil sebagai masalah ekonomi dari pada masalah kesehatan.
Situasi ini mirip dengan tahun 2015," ucapnya.
Baca Juga:
Survei Indikator Politik: 63,4% Responden Tak Setuju Kemenangan Prabowo-Gibran Dibatalkan
Lalu bagaimana dengan tingkat kepuasan publik terkait
penanganan wabah Corona oleh pemerintah Jokowi-Ma'ruf? Begini menurut hasil
survei Indo Barometer.
Sebanyak 50% lebih sedikit publik puas dengan penanganan
wabah Corona oleh Jokowi-Ma'ruf. Hal ini selisih tipis dengan publik yang tidak
puas.
"Sebesar 50,6% publik merasakan puas dengan penanganan
masalah wabah virus Corona/COVID-19 oleh pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Dan yang merasa tidak puas 47,5%. Tidak tahu/jawab 1,9%," kata Qodari.
Baca Juga:
Versi Survei LSI: 3 Faktor Pemicu Tingkat Kepusan Jokowi Masih Tinggi
Lima alasan utama publik puas dengan penanganan wabah Corona
oleh Jokowi-Ma'ruf Amin adalah karena penanganan cepat tanggap sebesar 21,3%,
adanya sosialisasi imbauan pencegahan 3M 16,5%, penanganan PSBB sudah cukup
baik 14,5%, ada beragam bantuan sosial dari pemerintah pusat 12%, dan mulai
banyaknya pasien yang sembuh 9,6%.
Sementara alasan utama publik tak puas dengan penanganan
wabah virus Corona oleh pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin adalah karena
penanganan secara umum lambat 22,5%, disusul data penerima bantuan tidak akurat
14,6%, pasien terinfeksi semakin banyak 14%, kebijakan Jokowi tidak konsisten
12,6%, dan terakhir lambat dalam mendistribusikan bansos 8,8%.