WahanaNews.co | Pengamat politik Rocky Gerung menyebut wacana penundaan Pemilu menyeruak lantaran penguasa belum memiliki pengganti.
"Karena kekuasaan belum punya calon. Kalau sudah ada calon pasti dipercepat kan," kata Rocky saat ditemui wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (2/3).
Baca Juga:
Murka di Hadapan Rocky Gerung, Inilah Profil Silfester Matutina
Menurut Rocky penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden hanya menguntungkan rezim, namun merugikan demokrasi.
Demokrasi akan dicederai mengingat Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa pergantian kekuasaan harus dilakukan secara demokratis lewat pemilihan umum berkala.
"Pergantian kekuasaan harus dilakukan secara demokratis artinya melalui pemilihan, bukan perpanjangan atau penundaan," ujarnya.
Baca Juga:
Viral Debat Panas Rocky Gerung Vs Silfester Matutina di Layar Kaca
Selain itu, Rocky menyebut masuk akal jika wacana penundaan Pemilu bersumber dari Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Alasan Rocky, Luhut merupakan orang yang paling dekat dengan Presiden Joko Widodo.
"Masuk akal Pak Luhut yang paling dekat dengan presiden," ujarnya.
Wacana penundaan Pemilu mencuat dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah partai seperti PKB, Golkar, dan PAN menyatakan sepakat Pemilu ditunda. Wacana ini mendapatkan kritis keras dari banyak pihak.
Hulu dari semua arahan kepada partai politik bersumber dari Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan.
Juru Bicara Luhut Binsar Pandjaitan, yakni Jodi Mahardi lantas angkat suara. Dia mengakui bahwa Luhut memang sering bertemu dengan tokoh politik.
Namun, ia menampik usulan penundaan Pemilu 2024 didesain oleh Luhut.
"Pak Luhut kan sering bertemu dengan berbagai tokoh politik. Itu mungkin dilakukan Pak Luhut untuk mem-brief perkembangan terkini. Tapi setahu saya tidak ada pembahasan atau perpanjangan itu dari ide Pak Luhut itu enggak ada," kata dia. [bay]