WahanaNews.co | Dengan dbentuknya Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO), Indonesia telah masuk ke tahap persiapan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
NEPIO ini nanti berperan besar dalam menyelesaikan fase satu pengembangan PLTN.
Baca Juga:
Menko Marinves Luhut Panjaitan Pimpin Tim Percepatan Pembangunan Pembangkit Nuklir
Eks Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, pemerintah saat ini serius menggarap pembangunan PLTN di Indonesia termasuk mengenai limbah radioaktif yang dihasilkan PLTN.
Djarot mengatakan, PLTN secara statistik merupakan pembangkit yang paling aman dibandingkan PLTU dan pembangkit lainnya.
"Bisanya orang melihat reaktor dan semoga tidak pernah melihat masalah kecelakaan radio aktif yang mengancam. Kita punya banyak pulau kosong yang tidak berpenduduk dan bisa kita siapkan jadi tempat pembuangan limbah radioaktif," ujarnya dalam Energy Corner, Senin (31/10/2022).
Baca Juga:
PLN Mulai Jajaki Energi Nuklir, Kaji Kelayakannya Bersama KHNP Korsel di Forum COP28 Dubai
Ia menambahkan, limbah radioaktif sendiri mempunyai rentang usia yang berbeda yakni 30 hingga 100 tahun bahkan ribuan tahun.
Untuk itu, upaya pencarian tempat strategis, keamanan, lokasi penempatan PLTN, antisipasi kemungkinan bencana alam, dan termasuk pendekatan kepada masyarakat masih terus dilakukan demi menjalankan PLTN di dalam negeri.
Adapun selama ini, lanjutnya, pemerintah telah melakukan pendekatan kepada masyarakat di Bangka Belitung pada tahun 2017 dan masyarakat Kaimantan Barat pada tahun 2019.