Meningkatnya biaya pemeliharaan dan harga tarif yang rendah
karena persaingan yang memanas membuat Sriwijaya pada tahun 2018 memiliki utang
yang besar kepada anak usaha Garuda yang bergerak dalam bidang pemeliharaan
pesawat, GMF AeroAsia.
Baca Juga:
Terkait Kasus Korupsi Tol MBZ, Kejagung Periksa Mantan Dirjen Perhubungan Darat
Per 30 September 2020, Sriwijaya dan NAM berutang sekitar $
63 juta kepada GMF AeroAsia. Garuda telah memperingatkan adanya kerugian
perubahan nilai utang Sriwijaya sebesar $ 37,5 juta.
Baca Juga:
PT Jakarta Propertindo Siap Uji Coba Jalur LRT Jakarta Fase 1B
Status posisi keuangannya sejak dimulainya pandemi tidak
jelas, tetapi seorang pilot Sriwijaya, yang berbicara tanpa menyebut nama,
mengatakan ada pemotongan gaji dan pengurangan jumlah pesawat yang beroperasi
selama pandemi. Hal tersebut sejalan dengan banyaknya maskapai penerbangan
global lain yang melakukan langkah serupa.
Pilot tersebut menambahkan bahwa maskapai tersebut juga
telah mematuhi semua persyaratan pelatihan dan pemeliharaan selama pandemi.