Korlap aksi dari Universitas Abulyatama, Muhammad Khalis mengatakan pihaknya mendukung aspirasi masyarakat yang menolak pengungsi Rohingya di Aceh, untuk segera dipindahkan atau dipulangkan ke negaranya.
"Sudah sepatutnya kami mendukung masyarakat yang menolak untuk menghindari konflik lebih luas antara masyarakat dengan Rohingya," kata Khalis.
Baca Juga:
Pertemuan Bilateral Vietnam, Prabowo Komitmen Ratifikasi ZEE
Ia menyebut masyarakat Aceh sebelumnya pernah dengan lapang dada menerima pengungsi Rohingya karena alasan kemanusiaan. Namun, akhir-akhir ini etnis tersebut tidak lagi datang sebagai pengungsi melainkan mencari kerja.
"Kini masyarakat Aceh itu kan menolak karena terkait etika dan tingkah laku. Nah dulunya kan masyarakat Aceh menerima tapi hari ini kesannya seperti ada permainan. Kan, sudah ada yang jadi tersangka (kasus penyelundupan manusia)," ujarnya.
Pengungsi Rohingya yang berada di gedung BMA berjumlah 135 orang. Mereka mendarat pada 10 Desember lalu di pesisir Kabupaten Aceh Besar.
Baca Juga:
Prabowo dan Menhan Malaysia Berkomitmen Selesaikan Sengketa Perbatasan Sampai Tuntas
Sementara itu, aparat sedang intensif melakukan patroli laut untuk mencegah pengungsi Rohingya kembali ramai-ramai masuk ke Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan aparat Indonesia akan menolak bila para pengungsi itu memaksa masuk ke perairan Indonesia.
Ia pun mengatakan patroli pencegahan itu dilakukan di perairan yang ada di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.