WAHANANEWS.CO, Jakarta - Program Pembangunan dan Renovasi Tiga Juta Rumah menjadi salah satu bukti konkret komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kemerdekaan seluruh rakyat Indonesia dari ketimpangan sosial dan ekonomi.
Program ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi juga bagian dari strategi besar mengurangi kesenjangan dan menciptakan pemerataan kesejahteraan di seluruh wilayah Tanah Air.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Lepas Retret Kadin 2025, Wakil Ketua Umum Wilayah Sumatera I Ivan Iskandar Batubara Hadir di Akademi Militer Lembah Tidar Magelang
Sasaran utama program ini adalah memberikan akses hunian layak bagi masyarakat miskin ekstrem, miskin, dan kelas menengah bawah, sekaligus mempersempit jurang perbedaan antara masyarakat perkotaan, pedesaan, dan pesisir.
"Presiden Prabowo ingin kemerdekaan dirasakan oleh setiap anak bangsa, tanpa terkecuali. Salah satu caranya adalah memastikan setiap keluarga Indonesia memiliki hunian yang layak, tempat mereka membangun masa depan dengan penuh martabat,” ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan/Presidential Communication Office (PCO), Ujang Komarudin, di Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Menurut Ujang, program yang termasuk dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) ini juga dirancang untuk menjawab kekurangan pasokan perumahan (backlog) yang saat ini mencapai 9,9 juta keluarga belum memiliki rumah.
Baca Juga:
Ribuan Petani di Jambi Gelar Aksi Damai “Rembuk Tani” Tolak Kebijakan Satgas PKH
Selain itu, sebanyak 26,9 juta rumah yang tergolong tidak layak huni akan direnovasi agar memenuhi standar kesehatan, keamanan, dan kenyamanan.
Strategi pelaksanaan program meliputi perbaikan dua juta rumah tidak layak huni di desa, pembangunan satu juta rumah baru di perkotaan melalui kemitraan strategis dengan sektor swasta, serta penataan kawasan pesisir dengan membangun hunian adaptif bencana yang tahan terhadap perubahan iklim dan ancaman alam.
Pemerintah juga menargetkan program ini menjadi instrumen pengendalian harga tanah dan tata ruang.