Cara kerjanya, lanjut Yudo Margono,
alat tersebut merekam gambar dari kamera yang terpasang di bodi seaglider.
Kemudian, dalam waktu tertentu, alat tersebut akan muncul ke permukaan untuk mengirimkan data
atau tangkapan informasi di bawah laut dengan menggunakan pemancar sonar yang
terdapat di antena belakang seaglider kepada Kapal Pengendali atau Satuan
Pengendali yang ada di atas kapal atau pun di darat.
Baca Juga:
Daftar Pangdam Se-Indonesia: Mayjen TNI Jimmy Ramoz Manalu Jabat Pangdam XVIII/Kasuari
Lebih jauh, KSAL menjelaskan, ada beberapa kemungkinan kenapa seaglider itu bisa sampai masuk ke perairan Indonesia.
Menurut KSAL, biasanya
seaglider itu dikendalikan melalui jarak jauh oleh kapal pengendali riset.
"Jadi, alat ini
ada semacam GPS-nya, memang dikendalikan,"
ujarnya.
Baca Juga:
Babak Baru Kasus Penembakan Bos Rental Mobil, 3 Prajurit TNI Mengaku Dikeroyok
Meski seaglider memiliki cara kerja untuk merekam
atau mengambil data dari bawah laut, mantan Panglima Kogabwilhan I itu
memastikan, seaglider yang masih belum diketahui pemiliknya itu tidak dapat merekam
aktivitas pangkalan laut TNI AL dan kapal perang militer yang ada
di atas permukaan laut.
"Nanti akan kita bongkar, kita
akan cek untuk mencari tahu titik point
pertama dari mana, terus sudah melewati mana saja ini. Jadi ada kemungkinan
alat ini putus dari kendalinya. Karena sekarang ini kan musim Barat, bisa jadi dari laut Jawa melipir ke
Selayar. Bisa jadi dari Utara, dari ALKI, kena arus
barat menuju Selayar. Karena, kalau
dilihat, alat ini kemungkinan sudah lama juga berada di laut,"
katanya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.