WAHANANEWS.CO, Jakarta - TNI Angkatan Darat (TNI AD) memberikan santunan dan fasilitas beasiswa kepada keluarga para korban dalam insiden ledakan amunisi yang terjadi di Garut, Jawa Barat.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan penghormatan atas jasa-jasa prajurit yang gugur dalam menjalankan tugas, sekaligus bentuk empati terhadap warga sipil yang turut menjadi korban dalam tragedi tersebut.
Baca Juga:
Dedi Mulyadi Santuni Rp 50 Juta per Keluarga Korban Ledakan Amunisi di Garut
Dalam keterangan pers yang disampaikan pada Rabu (14/5/2025), Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen TNI), Mayor Jenderal TNI Kristomei Sianturi, menjelaskan bahwa seluruh hak para prajurit yang menjadi korban akan disalurkan sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku.
Ia menegaskan bahwa negara tidak akan lepas tangan terhadap para pahlawan dan keluarga yang ditinggalkan.
"TNI memastikan bahwa seluruh hak Prajurit TNI yang menjadi korban akan diberikan sesuai ketentuan yang berlaku. Seperti santunan kematian khusus, pensiun, dan beasiswa bagi anak korban," ujar Kristomei.
Baca Juga:
Komisi I DPR RI Sebut Pengamanan TNI Pada Kejaksaan Efektifkan Penegakan Hukum
Insiden tragis tersebut terjadi pada Senin pagi (12/5/2025) sekitar pukul 09.30 WIB di lokasi pemusnahan amunisi milik Gugus Pemusnahan Munisi (Gupusmu) III Pusat Peralatan TNI AD (Puspalad) yang terletak di wilayah Garut.
Suara ledakan menggelegar terdengar hingga radius beberapa kilometer dan sempat menimbulkan kepanikan di tengah warga sekitar.
Hasil sementara mencatat jumlah korban jiwa sebanyak 13 orang, terdiri dari empat personel militer dan sembilan warga sipil yang berada di sekitar lokasi.
Adapun empat prajurit TNI AD yang gugur dalam tugas tersebut adalah Kolonel Korps Peralatan (Cpl) Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopral Dua (Kopda) Eri Dwi Priambodo, dan Prajurit Satu (Pratu) Afrio Setiawan.
Keempatnya sedang menjalankan tugas pemusnahan bahan peledak yang telah kadaluwarsa saat ledakan terjadi secara mendadak.
Setelah peristiwa itu, aparat TNI segera melakukan pengamanan dan sterilisasi di area ledakan untuk mencegah potensi bahaya lanjutan.
TNI juga bekerja sama dengan aparat kepolisian dan unsur teknis lainnya untuk menggelar investigasi mendalam.
Tim gabungan dari Puspalad dan instansi terkait saat ini tengah melakukan penelusuran guna mencari tahu penyebab pasti dari ledakan hebat tersebut, termasuk potensi adanya kelalaian prosedur atau gangguan teknis pada proses pemusnahan.
"Kami turut berduka cita atas meninggalnya prajurit terbaik TNI. Serta warga sipil yang ikut menjadi korban," ujar Kapuspen TNI dengan nada haru.
TNI menyampaikan bahwa proses pendampingan kepada keluarga korban akan terus dilakukan secara intensif, termasuk dukungan psikologis dan administratif.
Beasiswa akan diberikan kepada anak-anak prajurit yang gugur, sebagai wujud komitmen negara untuk melanjutkan masa depan generasi penerus mereka.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]