WahanaNews.co | Kementerian Komunikasi dan Informatika memfasilitasi pendampingan 30.000 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2022 melalui program 'Adopsi Teknologi Digital 4.0'.
Program ini dilakukan untuk mengoptimalisasi potensi dan produktivitas UMKM yang masih berjualan secara luring atau offline, juga sebagai bentuk pendampingan lanjutan dari program UMKM go digital yang bersifat lebih intensif.
Baca Juga:
Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka di Jakarta Sebesar 0,32 Persen
"Program ini merupakan bentuk pendampingan berkelanjutan, kepada UMKM produsen di sektor pengolahan yang akan dilakukan selama 6 bulan secara offline maupun online dengan melibatkan 165 fasilitator local heroes dan dilaksanakan di 15 lokasi training center yang tersebar di 13 kawasan prioritas," kata Johnny dalam Peluncuran Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Adapun 13 kawasan prioritas tersebut di antaranya Sumatera Utara, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, DI Yogyakarta & Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Papua dan Papua Barat.
“Hampir menjangkau seluruh kawasan nusantara. Untuk mendukung fasilitas pendampingan UMKM akan disediakan starterkit berupa paket data untuk 30.000 UMKM selama 6 bulan dan dilengkapi dengan aplikasi agregator sistem Point of Sales (PoS) dan learning management system,” ujarnya.
Baca Juga:
Nilai Ekspor Aceh Hingga Triwulan III-2024 Capai 486,1 Juta Dolar AS
Johnny mengatakan, melalui fasilitasi pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan UMKM produsen sektor pengolahan dapat memperluas akses pemasaran, meningkatkan pendapatan, daya saing, inovasi, serta efisiensi dan efektivitas operasional bisnis.
Sehingga UMKM dapat naik kelas dan lebih berkontribusi terhadap perekonomian terutama dalam proses pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Sebelumnya di tahun 2021, Kementerian Kominfo telah memfasilitasi pendampingan terhadap 26.000 UMKM untuk aktif berjualan secara digital pada sektor pengolahan di 10 kawasan pariwisata prioritas.