WahanaNews.co | Soeharto adalah Presiden kedua Indonesia yang menjabat dari tahun 1967 sampai 1998, menggantikan Soekarno.
Beberapa bulan setelah kejatuhan rezimnya, Soeharto buka-bukaan perihal harta kekayaannya.
Baca Juga:
MPR RI Bakal Kaji Ulang Pasal TAP MPR Terkait Soeharto dan Gus Dur
Berbicara kepada jutaan rakyat Indonesia di televisi swasta milik keluarga Cendana, Soeharto menyebut tidak punya uang satu sen pun. Hal ini disampaikan Soeharto pada 6 September 1998 silam.
Ucapan itu keluar bukan tanpa alasan. Sebab, beberapa hari sebelumnya Kejaksaan Agung mengumumkan ada indikasi penyimpangan penggunaan dana di yayasan yang dikelola Soeharto. Artinya, lewat tayangan itu Soeharto seakan membantah temuan yang ada.
Diketahui, seluruh yayasannya memiliki harta Rp 4 Triliun. Sementara itu, Soeharto sendiri punya 72 rekening dengan nilai deposito Rp 24 Miliar. Keluarga Cendana pun punya 400 ribu hektare tanah.
Baca Juga:
Kepemimpinan Prabowo Berpotensi Kombinasikan Gaya Soekarno, Soeharto dan Jokowi & Slogan "Penak Jamanku To?"
Cara Soeharto memperoleh kekayaan sendiri berkaitan erat dengan kesuksesannya menjadi penguasa selama 32 tahun.
Ross H. McLeod dalam "Soeharto's Indonesia: A Better Class of Corruption" (A Journal of Policy Analysis and Reform, 2000) menyebut langkah pertama yang dilakukan dengan membangun sistem terstruktur yang menguntungkan.
Awalnya, Jenderal Besar itu kerap memperkerjakan kenalan-kenalannya, baik militer, sipil atau keluarga, di proyek-proyek negara.