WAHANANEWS.CO, Jakarta - TNI Angkatan Udara (AU) resmi menghentikan pengoperasian tiga pesawat angkut legendaris C-130B Retroff Hercules dengan nomor registrasi A-1303, A-1304, dan A-1313.
Ketiga pesawat ini telah beroperasi sejak masa pemerintahan Presiden pertama RI, Soekarno.
Baca Juga:
Prabowo: Pesawat Jet Falcon 7X dan 8X Jadi Kekuatan Tambahan TNI AU
Keputusan ini diambil karena usia pesawat yang sudah sangat tua dan tidak lagi layak terbang.
Demi menjamin keselamatan serta keamanan penerbangan, TNI AU memutuskan untuk memensiunkan armada tersebut.
Prosesi seremonial penghentian operasional dilakukan di Gedung Serbaguna Nurtanio, Depohar 10, Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (23/4/2025).
Baca Juga:
Pesawat Tempur F-16 TNI AU Hajar Roket FFAR di Lampung
Acara tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Muhamad Tonny Harjono.
"Pengabdian panjang pesawat Hercules ini bukan hanya catatan sejarah. Melainkan juga telah menempa jati diri TNI Angkatan Udara," ujar Marsekal TNI Tonny dalam keterangan resmi.
Ia menyampaikan bahwa pesawat C-130B Retroff Hercules tersebut merupakan bagian dari alutsista pertama milik TNI AU.
Selama puluhan tahun, pesawat ini menjadi andalan dalam berbagai operasi militer dan logistik di berbagai wilayah Indonesia.
Dikirim ke Indonesia sejak 1960, pesawat ini telah terlibat dalam berbagai operasi penting seperti Trikora, Dwikora, Seroja, dan misi VVIP Presiden Soekarno ke Karachi tahun 1965.
Pesawat A-1303 bahkan tercatat sebagai pesawat pertama yang mendaratkan pimpinan TNI di Tanah Papua pada tahun 1963.
Tak hanya untuk misi militer, pesawat ini juga mengambil peran penting dalam berbagai operasi kemanusiaan, mulai dari distribusi bantuan saat tsunami Aceh 2004, gempa Palu 2018, hingga erupsi Gunung Semeru 2021.
Kini, TNI AU telah memiliki beberapa unit C-130 Hercules generasi terbaru dan sedang menantikan kedatangan pesawat angkut strategis Airbus A400.
Selain itu, sejumlah jet tempur Rafale dari Prancis juga dijadwalkan tiba tahun ini.
Menurut Marsekal Tonny, regenerasi alutsista ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi dinamika pertahanan modern.
Ia berharap, kekuatan udara Indonesia akan semakin tangguh di masa depan.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]