WahanaNews.co | Indonesia menargetkan bakal mulai memberikan vaksin
virus corona awal bulan depan dengan mengandalkan pasokan dari pembuat obat
China. Pemberian vaksin itu mendesak untuk dilakukan saat negara terpadat
keempat di dunia ini berjuang melawan krisis kesehatan yang memicu resesi
pertamanya dalam lebih dari dua dekade terakhir.
Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi kemarin mengatakan,
sebanyak 100.000 dosis akan disediakan oleh CanSino Biologics, perusahaan China
pertama yang menguji vaksin COVID-19 pada manusia bulan depan, lapor TheStraits
Times.Sinovac Biotech, sebuah perusahaan yang berbasis di China, akan memasok tiga
juta dosis pada Desember 2020. Perusahaan ini telah bekerja sama dengan
perusahaan farmasi milik negara Indonesia Bio Farma sejak April untuk pengadaan
vaksin COVID-19.
Baca Juga:
Banjir Landa Kota Binjai, Sejumlah TPS Ditunda Untuk Melakukan Pemungutan Suara
Lebih lanjut, lima juta dosis lagi akan datang mulai bulan depan, dari
kemitraan antara perusahaan farmasi milik negara China Sinopharm dan perusahaan
teknologi Uni Emirat Arab G42.
Tiga vaksin, yang sedang menjalani uji klinis tahap ketiga dan terakhir,
telah menerima izin penggunaan darurat dari China, kata kementerian itu dalam
sebuah pernyataan.
"Petugas kesehatan, paramedis, pejabat publik, TNI dan Polri, staf pengajar
di semua tingkatan akan menjadi yang pertama menerima vaksin," tambah Menteri
Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam pernyataannya, dilansir dari sumber
serupa.
Baca Juga:
Aktivis Alumni Mahasiswa Jakarta Raya Dukung Al Haris - Sani di Pilgub Jambi 2024
Indonesia mulai melatih petugas kesehatan di klinik komunitas untuk
memberikan vaksin COVID-19 sejak akhir bulan lalu.
Dr. Terawan berujar, vaksin akan tersedia untuk dijual nanti tetapi akan
tetap gratis untuk kelompok berpenghasilan rendah.
Pernyataan itu menyusul perjalanan ke Kunming, China, pekan lalu oleh
pejabat tinggi dari Indonesia. Delegasi tersebut termasuk Dr. Terawan, Kepala
Badan Obat dan Makanan Indonesia Dr. Penny K. Lukito, Direktur Utama Bio Farma
Honesti Basyir, dan Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan
Investasi.
Luhut, yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo bulan lalu untuk memimpin
perang melawan COVID-19 di Indonesia, mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar
Negeri China Wang Yi.
Dalam kunjungan tersebut, China dan Indonesia mengumumkan kesepakatan untuk
mengerjakan penelitian, produksi, dan distribusi vaksin COVID-19.
Sabtu lalu, Luhut mengutip Wang yang menggambarkan Indonesia memiliki
kapasitas terkuat untuk produksi vaksin di Asia Tenggara.
Bio Farma, yang memproduksi vaksin polio dan BCG, yang utamanya digunakan
untuk melawan tuberkulosis, akan mulai memproduksi vaksin COVID-19 bulan depan.
Adapun vaksin Sinovac-Bio Farma didasarkan pada virus utuh yang tidak aktif,
teknologi vaksin matang yang telah digunakan untuk menghasilkan vaksin melawan
influenza dan polio.
Sebaliknya, banyak perusahaan farmasi sedang mengerjakan platform
generasi berikutnya yang melibatkan penggunaan DNA atau RNA dari virus corona
yang menyebabkan COVID-19, lapor TheStraits Times.
Jika uji coba yang sedang berjalan berhasil, Bio Farma berencana
meningkatkan produksi hingga kapasitas maksimal 250 juta dosis setahun.
Pertanyaannya, apakah vaksin ini benar-benar efektif menekan penyakit
corona? (JP)